Mendemonstrasikan Kemuliaan Tuhan

Sabtu, 21 Desember 2013 0 komentar


Pada kesempatan ini, Steve membagikan sesuatu supaya cara pandang kita semakin luas.  Di Mazmur 121, Daud mengangkat matanya melihat gunung-gunung dan dari sanalah datang pertolongan baginya.  Pertolongannya yaitu dari Tuhan pencipta langit dan bumi.  Tuhan juga menginginkan supaya kita melihat langit dan bumi tanpa ada batasan.  Seperti Abraham, ia tidak mempunyai anak tapi Tuhan berjanji memberinya anak.  Pada nyatanya Abraham masih belum mempunyai anak.  Ia mulai tertunduk  lalu Tuhan membawanya untuk melihat bintang di langit dan pasir di pantai.  Tuhan berkata bahwa keturunannya akan seperti itu banyaknya.  Abraham melihat hal itu sebagai nubuatan untuk masa depannya.  Secara nyata Abraham tidak melihat apa yang Tuhan katakan, tapi ia menjadi bagian dari orang-orang yang melihat bahwa janji itu sampai pada kita.  Kita memenuhi janji dari orang-orang yang sebelum kita. 
Waktu Saudara dalam suatu tantangan dan berseru kepada Tuhan, terkadang Tuhan belum menjawab seruan kita.  Pernahkah Saudara mengalaminya?  Atau pernahkah Tuhan menjawab tapi itu melebihi dari keadaan yang Saudara lihat?  Tuhan tidak menginginkan kita terfokus pada apa yang bisa kita lihat dengan mata jasmani kita.  Namun Tuhan mau kita terfokus pada apa yang sudah Tuhan tetapkan untuk masa depan kita.  Seperti Gideon, dia orang yang kecil, penakut, suka bersembunyi, pemalu, dan cara pikirnya pun kerdil.  Waktu itu malaikat datang dan berkata “hai, kamu tentara Tuhan yang perkasa”.  Malaikat tidak berkata “aku akan membuatmu tinggi atau aku akan memberi roti” padahal itu yang diharapkan Gideon.  Pikiran Gideon hanya pada roti yang untuk sehari, tapi pikiran Tuhan untuk melepaskan suatu bangsa. 
Kita sudah berbicara tentang hadirat dan kemuliaan Tuhan.  Kita tidak hanya tahu, tetapi kita harus merasakan hadirat dan kemuliaan Tuhan.  Musa berkata bahwa ia tidak akan pergi kemana pun kalau Tuhan tidak menyertainya.  Musa senang dengan hadirat Tuhan karena ia tahu tanpa hadirat Tuhan ia tidak dapat berbuat apa-apa.  Kemudian Tuhan berkata ‘Aku akan menyatakan nama-Ku di dalam hadirat-Ku.  Tuhan akan menyatakan kemuliaan-Nya kepada Musa (Keluaran 34:34). 
Kita akan semakin dalam di hadirat Tuhan.  Namun kita tidak hanya mengalami, tapi kita  mendemonstrasikan kemuliaan-Nya.  Kita mendemonstrasikan belas kasihan, pengampunan sehingga muncul pertobatan.  Jika kita terus melakukannya, itu yang akan membuat kita terus hidup.  Bukan hidup yang biasa, tapi hidup yang berbeda karena kita memenuhi janji-janji Tuhan.  Kita menciptakan gereja-gereja lokal tentang pengertian kebenaran Tuhan, kuasa Tuhan, hidup dalam hadirat Tuhan dan melepaskan kemuliaan-Nya.  Kita harus terus pegang hal ini dan jangan menjadi lelah untuk melakukannya.  Karena kita akan menciptakan suatu budaya yaitu budaya kerajaan Tuhan.
Kita mau berjalan setiap hari dengan manifestasi.  Kita akan melihat keselamatan, penyembuhan, kelepasan dari roh-roh jahat.  Oleh karena itu, janganlah kita meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah (Ibrani 10:25).  Kita saling mendorong  satu sama lain dalam kasih dan pekerjaan yang baik.  Kita juga terus mendoakan orang sakit, membangkitkan orang mati dsb.  Kalaupun belum terjadi ya terus lakukan.  Itu sudah janji Tuhan kalau orang bisa bangkit dari kematian.  Selama kita tidak pernah mencoba melakukan dengan iman, maka itu tidak akan pernah terjadi.  Tuhan kita adalah Tuhan yang setia.  Ia akan bekerja pada orang-orang yang setia.  Jika kita terus lakukan, kita akan menciptakan suatu budaya.  Bukan budaya gereja-gereja di Indonesia kalau pujian penyembahan dengan semangat.  Kebanyakan adalah tenang dan kadang membuat mengantuk.  Namun budaya yang sudah kita ciptakan yaitu budaya kerajaan Tuhan, iman, semangat, akan mempengaruhi kota-kota lain juga.  Tidak hanya semangat dalam pujian penyembahan, tapi juga melihat orang-orang diselamatkan.  Mengapa banyak gereja berpikir “kenapa harus semangat?  Seperti ini saja sudah cukup”?  Karena memang ada musuh yaitu Iblis.  Iblis mau mengikat kita dan ia tidak ingin kita pergi untuk memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit dll.  Iblis ingin kita menerima Injil yang lemah, misalnya percaya Yesus saja sudah cukup. 
Di dalam budaya yang sudah kita ciptakan tidak ada tempat untuk menjadi pasif.  Bahkan kita dilatih untuk terus hidup dalam iman.  Zaman sekarang banyak sekolah Alkitab malah tidak mengajarkan untuk hidup dengan iman.  Mereka tidak percaya tanda-tanda mujizat bisa terjadi.  Namun mereka tidak bisa menyangkal kesaksian kita bahwa kesaksian kita benar.  Seperti dalam Kisah Para Rasul 1:8, kalau Roh Kudus turun atasmu, kamu akan menjadi saksi-Ku.  Saksi adalah orang yang sudah melihat sesuatu terjadi kemudian ia ceritakan.  Kalau kita menjadi saksi dari suatu kecelakaan, kita tidak bisa berdiri dan berkata “kecelakaan ini saya lihat dari koran”.  Saksi adalah orang yang melihat dengan mata kepala sendiri.  Kita pun bersaksi tentang Tuhan yaitu tentang apa yang kita lihat dan yang Tuhan lakukan pada kita. 
 

Di Yosua 24:31, bangsa Israel menyembah Tuhan dan melayani-Nya.  Itu pada waktu zaman Yosua.  Kemudian di kitab Hakim-Hakim dikatakan mereka tidak mengenal jalan Tuhan, melakukan kejahatan, melakukan yang baik pun tapi tidak mempunyai iman.  Namun kita telah menciptakan suatu budaya untuk hidup oleh iman dan itu mempengaruhi yang lain.  Memang untuk mempengaruhi yang lain itu butuh waktu, tapi kita percaya bahwa itu akan dipercepat. 
Kita juga perlu semangat untuk orang lain, untuk orang-orang terhilang, orang-orang sakit, supaya kuasa Tuhan dapat didemonstrasikan.  Hal itu harus menjadi gaya hidup, budaya, atmosfer.  Kalau kita terus melakukan maka janji-janji Tuhan akan semakin mudah.  Dari 100 orang yang kita doakan mungkin baru satu orang yang sembuh, tapi itu akan terus meningkat menjadi dua orang, tiga, sepuluh dan seterusnya.  Semakin lama akan semakin mudah.  Namun hal itu bukan malah membuat kita malas, tapi kita akan semakin semangat dan setia melakukannya.  Jika kita terus dalam atmosfer ini, waktu kita bertemu orang di luar sana, orang bisa rasakan atmosfer yang ada di dalam kita.  Sebenarnya setiap orang diciptakan untuk menyembah Tuhan.  Ketika mereka tidak menyembah Tuhan, banyak dari mereka yang depresi.  Ada sesuatu dalam diri mereka yang sebenarnya menginginkan Tuhan.  Waktu kita memberitakan Injil kepada mereka, meski kelihatan menolak, tapi suatu saat mereka akan merespon.  Lalu kita diberi kehormatan untuk bertemu orang-orang yang merespon dan kita menuntun mereka kepada Kristus.  Oleh karena itu, jangan berhenti karena kita pasti bertumbuh dari satu kemuliaan ke kemuliaan lainnya. 
Selanjutnya Steve berbicara tentang sumur karena ia percaya Tuhan menginginkan kita menggali lebih dalam sumur itu.  Mari kita baca di Kejadian 26:12-22, ini bercerita tentang Ishak yang diberkati Tuhan dan tentang sumur yang ia gali lagi karena telah ditutup oleh orang Filistin.  Kita percaya bahwa kita juga sedang dalam perjalanan ini, tetapi itu semua dimulai dari Tuhan memberkati mereka dan sekarang kita adalah orang yang diberkati.  Pasti akan ada tuaian karena Tuhan sudah memberkati kita.  Tuaian itu bukan hanya materi, tapi kekayaan dalam Tuhan yang sudah ada dalam kita seperti semangat kita.  Waktu menggali sumur, mungkin ada yang berkata “itu sumur kami”, tetapi kita tidak perlu bertengkar atau terpengaruh dengan perkataan itu.  Teruslah menggali.  Hal seperti itu tidak akan menghentikan kita untuk terus menggali. 
Kemudian kita juga menggali sumur yang telah ditutup.  Sumur yang telah ditutup itu menggambarkan gereja yang awalnya semangat, hidup dengan iman, tapi berhenti dan tidak seperti dulu lagi.  Mulai masuk sampah-sampah, bangkai, tapi tidak pernah digali lagi sehingga sumur itu tidak bisa digunakan lagi.  Kitalah yang akan menggali sumur itu.  Asal kita terus di dalam kumpulan yang saling mendorong, bersaksi, terfokus, dan membawa atmosfer kerajaan Tuhan. 
Gereja-gereja di Barat sedang digoncangkan dengan gereja yang sungguh-sungguh mengalami penganiayaan karena Kristus.  Kebanyakan gereja di Barat bergantung pada uang.  Tuhan ingin gerejanya menggunakan cara yang berbeda dengan sistem dunia bekerja.  Tuhan akan memperlihatkan kuasa yang berbeda dengan apa yang dunia tawarkan.  Gereja akan mulai bangkit dengan kemurnian, bangkit secara transparan dalam keuangan, dsb. 
Kembali tentang sumur.  Sumur bicara tentang kesegaran.  Di Kisah Para Rasul 3:19-20, tertulis bertobatlah dan Tuhan akan memberi kelegaan.  Tuhan yang akan membawa kita pada kelegaan (penyegaran).  Dimulai dari pertobatan maka datanglah penyegaran.  Tempat yang sudah Tuhan tetapkan bagi kita akan menjadi tempat penyegaran.  Bukan akan terjadi, tapi sudah terjadi.  Di Australia sekitar 95% orang-orangnya tinggal di pinggir-pinggir pantai.  Di tengah Australia tidak banyak air, banyak pasir, kering, dan tumbuh-tumbuhan jarang, tetapi di situ ada peternakan yang sangat luas.  Suatu hari ada orang lewat di peternakan itu dan bertanya pada seseorang di peternakan itu “Ini sapi siapa? Dan berapa jumlah sapinya?”  Orang itu hanya menjawab tidak tahu.  Kemudian orang yang lewat itu berkata “Pasti di sini butuh banyak pagar karena sapinya banyak dan supaya tidak lari kemana-mana”.  Lalu jawaban orang di peternakan itu “Kami tidak mempunyai pagar, tetapi kami menggali sumur.  Di mana ada sumur pasti sapi-sapi datang”.  Seperti itulah gambaran gereja.  Banyak gereja hanya terobsesi mengumpulkan orang, tapi tidak boleh pergi ke mana-mana supaya program-program gereja terpenuhi.  Yang seharusnya kita lakukan adalah menggali sumur supaya orang-orang datang dan masuk dalam gaya hidup seperti kita (gaya hidup kerajaan Tuhan).  Ada atmosfer, kuasa, hadirat Tuhan, dan kemuliaan-Nya dinyatakan.  Kita tidak perlu pagar.  Namun yang perlu kita lakukan adalah minum dari sumur itu, dikuatkan, disegarkan lalu belajar dan mengalami kemuliaan Tuhan. 
Steve Potter         

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB