“… Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Matius 8:8. Masihkah kita meminta kepada Tuhan. Dalam ayat ini
Yesus mengajarkan sebuah permintaan yang disertai dengan iman. Perwira ini
mengerti bahwa Yesus hanya tinggal mengatakan kepadanya saja dan hambanya pasti
akan sembuh. Perwira itu meminta Yesus untuk mengatakan saja. Perwira ini
menempatkan otoritasnya dengan benar. Dia tahu dalam pekerjaannya dia memiliki
atasan dan dia juga memiliki bawahan. “…
Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai
pada seorangpun diantara orang Israel.”(Matius 8:10). Yesus senang dengan iman yang dimiliki oleh perwira ini.
Perwira tersebut pasti sebelumnya pernah mendengar tentang Yesus. Dia mengerti
bahwa perkataan Yesus memiliki kuasa. Tuhan bisa berbicara dengan siapa saja
dan dimana saja. Mari kita praktekan Iman kita.
Kita dapat menemukan contoh-contoh iman yang lainnya seperti perempuan
pendarahan yang menjamah jubah Yesus (Markus 5:27-34) imannya yang menyelamatkannya.
Bukan jubah yang dipakai Yesus yang menyelamatkan tetapi yang diperlukan
adalah perkataan Tuhan.
Pada jaman sekarang ini,
pendeta berkhotbah bukan lagi berkhotbah sesuai dengan apa yang Tuhan
katakan. Pada buku “mengapa kebangunan rohani tertunda” sekarang mereka berkotbah
hanya untuk menyenangkan manusia. Gereja sudah berubah. Gereja mengkhotbahkan
apa yang mereka lihat bukan apa yang Tuhan katakan. Banyak gereja yang suka khotbah berkat
daripada khotbah memberitakan Injil. Orang kembali kepada Tuhan karena
perkataan Tuhan. Perkataan Tuhan yang membuat kita terus beriman. Dalam
sakitpun kita juga harus beriman.
Penyakit tidak bisa menghalangi Paulus untuk tetap menginjil. Ia tidak
melemahkan dirinya. Keinginan daging
harus dikalahkan. Apa yang roh suka
pasti daging akan menentang.
Ketika Petrus berjalan di
atas air, Imannya hilang di pertengahan jalan dan dia mulai jatuh dan
tenggelam. Ada ketidakpercayaan ketika ia berada di tengah. Ketidakpercayaan
datang karena angin dan sebagainya. Angin adalah tantangan yang harus kita
lewati. Sesuatu yang kita lihat lagi itu
bukanlah iman. Dalam hidup ini kita
berbahagia, bukan berarti tidak ada masalah.
Di dalam tekananpun kita juga dapat berbahagia. Ketika saya berada di Thailand, di sana kita
butuh sekali buku panduan untuk tahu tempat-tempat yang kita datangi atau
kunjungi, tanpa buku panduan kita bisa tersesat karena kita adalah pendatang
yang tidak tahu sama sekali tempat tersebut. Dalam hidup ini, kita memerlukan
panduan yang dapat memandu kita untuk hidup setiap hari. Buku panduan itu
adalah Firman Tuhan. kita tidak hanya
cukup membaca Firman kemarin. Kita butuh
Firman Tuhan setiap hari. Kita harus siap sedia ketika kita memberitakan Injil.
Iman datang dari pendengaran Firman Kristus(Roma 10).
Di dalam iman tidak ada usaha manusia lagi di dalamnya.
“Jawab
Yesus kepada mereka:”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah
kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yohanes 6:29).
Yang paling dikehendaki
Tuhan adalah percaya kepada-Nya, percaya kepada Dia yang diutus. Perkataan
Tuhan mempunyai kuasa. Iman itu yang menyenangkan hati Tuhan. Tanpa iman kita menuju ke neraka. Ketika iman
datang, kerajaan Tuhan itu datang. Hidup setiap hari dalam kerajaan Tuhan. Di
luar kerajaan Tuhan kita kosong. Hidup
dalam kerajaan Tuhan seperti perwira Romawi yang bangga dengan pakaiannya,
tanpa pakaian kebesaran, mereka hanya rakyat biasa. Matius 8:10 mari kita
bangga dengan iman di dalam Kristus. Ketika kita memberitakan Injil maka kita
memberitakan iman kepada orang lain. Jangan takut memberitakan Injil, Roh yang
memimpin kita ketika kita memberitakan Injil. Maka biarlah Rohmu menyala-nyala
setiap hari (Roma 12).Darwin Egan
Lontoh
0 komentar:
Posting Komentar