Kemuliaan Tuhan

Senin, 14 Oktober 2013 0 komentar
Kemuliaan Tuhan
Beberapa minggu ini kita berbicara tentang kemuliaan Tuhan.  Kemuliaan Tuhan bukanlah suatu pengetahuan atau teori yang dapat dipelajari oleh manusia.  Kita dapat mengerti kemuliaan Tuhan, ketika kita menghidupinya.   Minggu kemarin kita berduka karena ibu Titi, ibu dari salah satu jemaat kita meninggal dunia, tetapi ada suatu yang berbeda karena mendiang meninggal di dalam Tuhan.  Mendiang sudah mengambil keputusan bertobat dilahirkan kembali.  Kita tidak tahu kapan kita meninggal.  Kehidupan manusia sudah dibatasi oleh ruang dan waktu.    Sering ada yang bilang waktu 24 jam kurang bagi manusia, tetapi Tuhan sudah tetapkan waktu untuk kita 24 jam.   Kemuliaan Tuhan adalah suatu kehidupan bersama dengan Kristus.  Kemuliaan Tuhan bukan sesuatu hal yang kelihatan mustahil untuk dilakukan. Kita dapat menikmati hadirat Tuhan setiap hari.  Tuhan hanya memanifestasikan pribadi-Nya ketika Ia disembah dala m Roh dan kebenaran dan juga ketika Ia secara terus menerus dihormati dan disingkapkan.  Tuhan tidak memanifestasikan pribadinya pada sembarang tempat.  Manifestasi Tuhan terjadi di dalam jemaat-Nya dan pada saat kita mengalami Tuhan secara pribadi.
Pada minggu lalu ketika di Jakarta, Darwin terus bicara tentang kemuliaan Tuhan.  Secara manusia apa yang dikhotbahkan Darwin bagi manusia sangat tajam tetapi itulah kebenaran Tuhan.  Ketika kita bertemu dengan adik ipar dari Darwin yang terkena penyakit kanker. Bahkan dokter sudah lepas tangan, tetapi satu hal yang kita percayai, kehidupan supranatural melampaui akal budi manusia dan pasti terjadi.   Kita inginkan ada kesembuhan terjadi padanya.  Kita inginkan kemuliaan Tuhan terjadi. Begitu juga dengannya, ia memiliki keinginan untuk sembuh,    Waktu kemuliaan Tuhan datang, segala penyakit sembuh.  Jika kemuliaan Tuhan ada di dalam kita, kita tidak menjadi takut dan lemah, kita tidak takut jika diperhadapkan dengan ahli-ahli Theologia karena kita mempunyai Tuhan.  Kerajaan Tuhan bukan hanya berbicara mengenai theology atau teori tetapi kerajaan Tuhan bicara tentang kehidupan. Kerajaan Tuhan harus kita alami setiap hari.  Jika kita tidak mengalaminya, kita tidak akan pernah mengerti hidup dalam kerajaaan Tuhan itu.  Jika kita tidak betul mencari, kita tidak akan mengerti tentang kemuliaan Tuhan ini.  Pada perjanjian lama, hadirat Tuhan ditandai dengan adanya tiang awan dan tiang api (Keluaran).   Hadirat Tuhan dapat membuat orang dapat sadar dari dosa-dosanya.   Hadirat Tuhan membuat kita semakin bersemangat memberitakan Injil dan melihat mujizat-mujizat terjadi.
Pada Mazmur 49:17-18, manusia juga mempunyai kemuliaan. Baik itu kekayaannya, kepintarannya, atau status sosialnya.   Dikatakan kemuliaan manusia karena pasti ada suatu yang lebih daripada orang lain dan belum tentu semua orang mempunyai itu.   Kemuliaan manusia tidak membawa kepada kehidupan.   Dalam Yohanes 17:13-20 Karunia roh sampai kepada kita karena pasti ada yang memberitakannya kepada kita.  “Dan bukan untuk mereka ini saja Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka;” (Yohanes 17:21),  Bapa telah memberikan kemuliaan itu kepada Yesus dan Yesus telah memberikan kemuliaan itu kepada murid-murid-Nya.  Kemuliaan Tuhan itu menggantikan segala kemuliaan yang berasal dari manusia.    Dari latar belakang apapun kita, kita sama dihadapan Tuhan.  Kita menerima kemuliaan yang sama di dalam Kristus. Pada Yohanes 17: 22-23, yang tadinya kita tidak layak menerima kemuliaan Tuhan menjadi layak karena Yesus gantikan ini supaya kita dapat menerima kemuliaan Tuhan.
Kemuliaan Tuhan dapat digambarkan dengan dua cara yaitu yang pertama adalah Kemuliaan kabowd atau doxa Yang adalah intisari, sifat, atribut, dan kesempurnaan Allah yang tidak terbatas-karakter dan kepribadian-Nya atau siapa diri-Nya dan juga cara yang lainnya adalah Kemuliaan Shekinah, yang adalah manifestasi hadirat-Nya yang dapat dilihat bagi manusia. Inilah saatnya ketika kemuliaan Tuhan melebihi alam rohani untuk mempengaruhi alam jasmani (Keluaran 19:16).  Hadirat Tuhan nyata kehadirannya dalam kondisi yang dapat kita lihat.  Hal itu tidak hanya terjadi pada perjanjian lama saja, sampai sekarang. Pada saat ini kita masih dapat melihat jelas hadirat Tuhan.  Roh Tuhan memanifestasikan hadirat-Nya pada setiap kita.   Dalam pertemuan pun kita yakin bahwa Tuhan nyata, beberapa orang yang kita temui ketika masuk dalam pertemuan Ibadah merasakan Hadirat Tuhan yang nyata dan mereka merasakan ada suatu yang berbeda. Kemuliaan Tuhan menjadikan kita bersemangat. Ada transformasi hidup yang nyata pada mereka waktu kemuliaan Tuhan itu nyata.

Kemuliaan Tuhan banyak terjadi pada hamba-hamba Tuhan.  Ada 3 hamba Tuhan yang sangat bersemangat dengan Tuhan yaitu Musa, Daud dan Paulus.
Musa adalah hamba Tuhan yang di pelihara dari keluarga Firaun.   Pada kitab keluaran 33:15-18. hadirat Tuhan turun Ada transformasi hidup yang nyata pada mereka waktu kemuliaan Tuhan itu turun kepada Musa.  Tuhan akan memberikan kemuliaan-Nya kepada siapa yang ingin Ia berikan.   Bahkan pada Keluaran 33:19-20 ada harga yang harus dibayar untuk melihat kemuliaan Tuhan itu.  Tidak ada yang tahan melihat kemuliaan Tuhan tetapi Musa mau melihat kemuliaan Tuhan ada padanya.  Maka “Turunlah TUHAN dalam awan, lalu berdiri di sana dekat Musa serta menyerukan nama TUHAN“  (Keluaran 34:5)  lalu pada ayat berikutnya “Ketika Musa turun dari gunung Sinai--kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu--tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN. Ketika Harun dan segala orang Israel melihat Musa, tampak kulit mukanya bercahaya, maka takutlah mereka mendekati dia.” (Keluaran 34:29-30) Begitu besar keberanian Musa pada saat itu karena Dia sangat menginginkan Kemuliaan Tuhan ada padanya dan  Tuhan memberikan kemuliaan itu kepada-Nya. Kemuliaan Tuhan menyucikan dan menguduskan. Perlindungan Tuhan ada pada orang yang mempunyai kemuliaan Tuhan.  Orang yang tidak sungguh-sungguh menginginkan pasti mereka takut dan tidak tahan dengan hadirat Tuhan.
Musa pada kenyataan masih melihat keadaannya sebagai manusia karena dia berat mulut dan berat lidah (Keluaran 3:10-14 dan Keluaran 4:1-17). Musa masih melihat keterbatasannya sebagai manusia. Baginya ia tidak sanggup menerima panggilan ini.  Kelemahan Musa dianggap remeh  oleh Miryam (Bilangan 12:1-10) sehingga terjadi pemberontakkan antara Musa dengan Miryam dan Harun.  Mereka menganggap remeh orang yang diurapi Tuhan.  “ Lalu berfirmanlah Ia: "Dengarlah firman-Ku ini. Jika di antara kamu ada seorang nabi, maka Aku, TUHAN menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan, Aku berbicara dengan dia dalam mimpi.” (Bilangan 12:6)  karena Miryam merendahkan Musa maka Miryam kena kusta.(Bilangan 12:10).
Hamba Tuhan yang kedua adalah Daud (1 Samuel 30: 6-8)  Tuhan berkenan kepada Daud karena Daud menaruh kepercayaanya kepada Tuhan ”… Tetapi Daud menguatkan kepercayaannya kepada TUHAN, Allahnya.” (1 Samuel 30: 6).  Dalam keadaan apapun, Daud selalu mengambil keputusan sesuai dengan  apa yang Tuhan katakan kepada-Nya.  Daud lakukan sepenuhnya apa yang Tuhan katakan kepadanya.
Daud menjadi Raja karena Tuhan yang memilih sedangkan Saul ketika menjadi raja karena ia dipilih manusia. (1 Samuel 13:14).   Hamba Tuhan yang terakhir adalah Paulus (Filipi 3)  “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Filipi 3:8)  karena pengenalan akan Kristuslah, kehidupan Paulus berubah.   Secara dunia, Paulus adalah pribadi yang sempurna, yang terlatih dan terbentuk dalam pengajaran orang-orang Farisi.  Tetapi sekarang, hal itu bukan lagi menjadi suatu kebanggaan baginya, bahkan baginya hal itu adalah sampah.  Ketika kita sudah mendapatkan kemuliaan Tuhan itu, kita tidak akan menginginkan hal yang lain selain Tuhan.  “dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan.” (Filipi 3:9) Transformasi kehidupan Paulus berubah karena pengenalan Kristus.  Kemuliaan Kristus menjadi suatu yang berharga. “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya” (Filipi 3: 10)
Dalam beberapa bahasa asing Alkitab, kita menemukan beberapa kata yang menggambarkan kata kerja ‘mengenal’:
Gnosis  adalah  Sebuah kata Yunani yang menyinggung pengetahuan yang bersifat informasi, mental, teori, dan ilmiah.
Epignosis adalah Sebuah kata Yunani yang mengindikasikan pengetahuan berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang didapatkan oleh praktik atau pengalaman; pada tingkat pribadi, itu mengacu pada memiliki keintiman dengan orang lain atau mengenal orang tersebut secara intim.

Yada adalah Sebuah kata Ibrani yang berarti memiliki pengetahuan yang intim atau mengenal seseorang pada tingkat keintiman. Allah menghendaki agar setiap orang yang percaya memiliki sebuah pengalaman dengan Dia, atau perjumpaan yang intim, muka ke muka dengan Dia.
Di dalam alkitab, bukan hanya Musa, Daud dan Paulus saja, kita juga dapat melihat hamba Tuhan yang luar biasa lainnya.    Mereka  mendapatkan kemuliaan Tuhan karena mereka mau mengejar kemuliaan Tuhan dan hidup mereka berubah.   Kemuliaan Tuhan bisa kita alami setiap hari dalam hidup kita. Kemuliaan Tuhan selalu menghasilkan kekudusan dan kemurnian.   Pengejaran dan kesungguhan kita yang menentukan hadirat Tuhan nyata dalam hidup kita. Bukan hanya pada pertemuan Ibadah saja Kemuliaan ada, tetapi setiap hari kemuliaan Tuhan nyata.  Setiap pribadi kita harus mengerti seberapa besar kemuliaan Tuhan yang ada pada kita.  Jika kita masih merasa kurang mengejarnya, mari kita terus mengejar dan menginginkannya sampai kita mendapatkan kemuliaan Tuhan nyata pada setiap kita.
Silviana Lontoh

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB