KEMULIAAN TUHAN

Senin, 14 Oktober 2013 0 komentar
KEMULIAAN TUHAN

Kita lahir menjadi Kristen karena orang tua kita Kristen.  Berarti kita menjadi Kristen karena orang tua dan bukan Tuhan.  Namun di Alkitab dikatakan bahwa kita harus dilahirkan kembali dari Tuhan.  Itu baru disebut orang percaya, orang Kristen (pengikut Kristus) karena dilahirkan dari Tuhan.  Dalam Roma 3:23 tertulis bahwa semua orang telah kehilangan kemuliaan Tuhan.  Apa itu kemuliaan?  Kata kemuliaan berasal dari kata kabowd yaitu salah satu yang paling penting dalam bahasa Ibrani.  Arti harafiahnya adalah “bobot”,  tapi istilah tersebut digunakan secara figuratif dalam pengertian “semarak”, “kelimpahan”, “kehormatan”, atau “kemuliaan”; itu adalah sesuatu yang “mulia”.  Manusia sudah kehilangan kemuliaan.  Kalau ada yang berkata bahwa Saudara Kristen dari kecil, berarti Saudara ditipu.  Karena tidak ada otomatis Kristen dari kecil.  Kita semua harus lahir dari Tuhan, baru kita disebut Kristen dan mendapat kemuliaan.
Di dalam Perjanjian Lama , kabowd digunakan secara bervariasi untuk menggambarkan kekayaan, kuasa dan keagungan, posisi berpengaruh,  atau kehormatan besar seseorang.  Coba kita perhatikan, apa yang dicari manusia kalau bukan kekayaan, kehormatan, dan kehidupan?
Kabowd juga mengekspresikan ketenaran, reputasi, pengakuan, keindahan, kecemerlangan, kekudusan dan kebesaran.  Karenanya, kemuliaan (kabowd) Allah mengekspresikan semua sifat-Nya.  Semua arti dari kemuliaan itu bagus.  Jadi apabila kita kehilangan kemuliaan Tuhan, artinya kita kehilangan semua yang bagus tentang Tuhan yang ada pada kita.  Septuagint yaitu lima kitab Perjanjian Lama (Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan) menceritakan tentang kebesaran Tuhan karena Ia telah mengeluarkan bangsa Israel dari Mesir supaya mereka kembali mendapatkan kemuliaan Tuhan.  Karena apabila manusia sudah kehilangan kemuliaan Tuhan, tidak heran orang tidak tertarik.  Hanya kemuliaan Tuhanlah yang mengekspresikan sifat dari Tuhan.  Kalau sifat manusia pasti berasal dari daging.  Tuhan ingin mengekspresikan kemuliaan-Nya kepada kita dan orang lain.  Kemuliaan itu kita dapat dari keselamatan yang Tuhan berikan.  Oleh karena itu, jagalah keselamatan dengan takut dan gentar supaya kemuliaan Tuhan terus ada pada kita.  Namun kemuliaan Tuhan tidak hanya untuk kita melainkan kita juga mengekspresikannya keluar yaitu melalui pemberitaan Injil.  Banyak orang sudah frustasi maka dari itu mereka membutuhkan Injil.
Kemuliaan Tuhan adalah jumlah total dari sifat, karakter, kebaikan, intrinsik, kecemerlangan hadirat-Nya, dan semarak keagungan-Nya. Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa intisari dari Allah adalah kemuliaan-Nya.  Semua yang dari Tuhan adalah kemuliaan-Nya.  Tuhan sangat mengasihi kita sehingga Ia tidak menikmati kemuliaan-Nya sendiri.  Tuhan ingin kita juga mengalami kemuliaan-Nya karena kita diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan.  Seperti apabila kita memiliki sesuatu, kita pasti juga ingin orang lain memilikinya.  Namun sesuatu itu pasti berasal dari Tuhan karena kalau dari diri kita sendiri, kita tidak akan membagikannya kepada orang lain.  Setiap orang mempunyai kemuliaan seperti tanda lahir, barang, kekayaan, dll.  Hal-hal seperti itu bisa membuat orang tertarik.  Karena itu iklan pun dibuat semarak supaya menarik.
Dalam Keluaran 33:18, Musa ingin melihat kemuliaan Tuhan.  Waktu itu, Musa belum memiliki kemuliaan Tuhan karena manusia telah kehilangan kemuliaan-Nya.  Pada zaman Perjanjian Lama manusia hanya bisa melihat kemuliaan Tuhan, belum memilikinya.  Bahkan mereka hanya bisa mempersembahkan korban melalui imam dan imam itu yang bisa melihat kemuliaan Tuhan.  Imam pun harus benar, kalau ia berdosa maka ia akan mati karena kemuliaan Tuhan.
Kita akan melihat bahwa kemuliaan Tuhan lenyap dalam 1 Samuel 4:21.  Waktu itu Imam Eli meninggal  karena tabut Tuhan telah dirampas.  Bahkan menantu perempuannya memberi nama anaknya Ikabod, yang artinya telah lenyap kemuliaan dari Israel.  Memang kemuliaan di Perjanjian Lama hanya pada tabut Tuhan itu.
Semua orang sudah berdosa.  Banyak orang berpikir kalau sudah Kristen pasti memiliki kemuliaan Tuhan.  Itu belum tentu.  Mungkin saja bisa melihat kemuliaan Tuhan dalam Alkitab, tetapi kemuliaan itu tidak menjadi bagian dari dirinya.  Di Perjanjian Lama, bangsa Israel dapat melihat kemuliaan Tuhan yaitu tiang awan dan tiang api, tetapi kemuliaan itu tidak menjadi bagian dari hidup mereka.  Sedangkan di Perjanjian Baru dikatakan bahwa kita adalah bait suci.
Yesus berkata akan merobohkan bait suci dan Ia akan membangun kembali bait suci itu dalam kita orang-orang yang percaya.  Tuhan ingin mengembalikan kemuliaan itu pada kita.  Hal utama yang paling membahagiakan yaitu kita memiliki kemuliaan Tuhan dan hal kedua yang sama membahagiakannya adalah kita membagi kemuliaan itu kepada orang lain.
Manusia sudah kehilangan kemuliaan Tuhan, tetapi ada jawabannya.  Mari kita lihat dalam Yohanes 17:22.  Ini doa Yesus kepada Bapa bagi kita.  Bapa memberikan kemuliaan pada Yesus dan Yesus memberikan kemuliaan kepada kita supaya kita menjadi satu dengan Bapa dan Yesus. Kita bisa menjadi satu dengan Tuhan dan orang lain juga karena kita satu roh. Kalau tidak satu roh maka yang ada hanya perselisihan.  Oleh karena  itu pastikan bahwa jemaat bahkan suami istri satu roh.  Ini adalah doa terakhir Yesus sebelum Ia ditangkap.  Yesus sangat menginginkan manusia memiliki kemuliaan Tuhan supaya menjadi satu.  Sebelumnya Yesus sudah memperlihatkan kemuliaan pada murid-murid-Nya.  Kemudian kemuliaan itu menjadi sempurna ketika Roh Kudus turun.  Roh Kudus yang menolong kita untuk hidup dalam kemuliaan Tuhan.
Waktu itu murid-murid Yesus belum memiliki kemuliaan karena Roh Kudus belum turun.  Setelah Roh Kudus turun, mereka dianiaya, difitnah, mereka tidak masalah lagi karena mereka sudah punya kemuliaan.  Ketika kita memberitakan Injil, kita tidak menyampaikan hebatnya diri kita , tetapi kemuliaan Tuhan.  Karena memberitakan Injil tanpa semarak (kemuliaan Tuhan) maka orang tidak akan tertarik.  Seperti orang yang berjualan sebuah produk.  Ia pasti memberitahukan semarak dari produk itu karena banyak orang mencari semaraknya (kemuliaan).
Sekarang Tuhan bisa berada di tengah-tengah kita.  Ia datang ke bumi, ajak 12 orang murid, diajar dan ditegur bagaimana mengikut Tuhan.  Kemudian ketika Yesus pergi, Ia berkata pada murid-murid-Nya untuk menantikan Roh Kudus.  Sehingga kita sekarang pun bisa bertemu Tuhan di manapun karena Ia juga tinggal dalam kita.  Roh itu tinggal dalam kita ketika kita sungguh-sungguh bertobat dan dilahirkan kembali.  Dari sini kita bisa melihat kemuliaan Tuhan pada orang itu dan kita juga melihat manusianya dari orang itu (orang yang sudah dilahirkan kembali).  Jangan sampai kita menghakimi sifat manusianya dari seseorang.  Misalnya kita berkata,”sudah bertobat lahir baru kok perbuatannya masih tidak benar”.  Kita tidak bisa menghakimi orang itu.  Hati-hati dengan menghakimi.  Meski sudah dilahirkan kembali pun tetap masih ada daging (Markus 14:38).  Kalau cara pikir kita terpengaruh oleh daging ya pasti tidak benar.  Namun jika terbiasa mengikuti roh pasti hasilnya benar.  Daging memang lemah meski sudah dilahirkan kembali, tetapi itu harus dikalahkan oleh roh karena roh penurut.
Tuhan ingin semua orang kembali kepada kemuliaan-Nya, sekalipun orang itu sangat berdosa.  Hanya masalahnya banyak hamba Tuhan mengajarkan setengah-setengah ikut Tuhan tidak apa-apa.  Tetap berdosa tidak masalah, yang penting percaya Tuhan.  Sebenarnya hidup Kristen tidak ada setengah-setengah dan tidak ada yang biasa-biasa saja.  Tuhan ajarkan kita untuk menjadi terang dan garam dunia berarti itu sesuatu yang radikal.  Hidup kita bukan untuk diri kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain.
Sekarang kita bisa cek, adakah kemuliaan Tuhan dalam kita?  Terkadang kita membuat kemuliaan sendiri, yang bukan dari Tuhan.  Misalnya mendirikan gedung gereja dengan tanda salib yang tinggi.  Ini hanya kemuliaan yang kita buat sendiri.  Tanda kemuliaan dari Tuhan adalah kita ingin membagikannya kepada orang lain.  Kalau tidak mau membagikan berarti kemuliaan itu datangnya dari manusia.
Janji Tuhan adalah Roh Kudus dan itu yang membuat manusia bisa kembali berhubungan dengan Tuhan.  Kita bisa melihat tanda orang yang dilahirkan dari Tuhan dalam Yohanes 1:12-13.  Roh itu sudah dijanjikan (Yehezkiel 36:26-28).  Tuhanlah yang memberikan Roh Kudus, bukan dari gereja atau manusia.  Roh kita yang mati digantikan dengan roh yang baru dari Tuhan.  Dan Tuhan juga menjauhkan kita dari hati yang keras karena kalau Tuhan tidak menjauhkan hati yang keras maka roh itu tidak dapat tinggal dalam kita.  Hati yang keras adalah pemikiran yang merasa benar padahal tidak sesuai firman Tuhan.  Bahkan Tuhan yang membuat kita senang melakukan ketetapan dan perintah-Nya.  Kemudian kita dijadikan umat-Nya dan kita juga menjadi bait sucinya Tuhan.

Namun di dalam kita bisa ada bait Tuhan yang hidup atau berhala (2 Korintus 6:16-18).  Kita harus percaya pada apa yang Tuhan kalau Tuhan sudah ubahkan kita.  Hanya saja kita tetap harus memisahkan diri dari hal-hal yang tidak benar.  Kita bisa berteman dengan siapa saja, tetapi jika ada hal yang tidak benar kita jangan mengikutinya.  Harus ada pemisahan, tetapi bukan memakai kekuatan kita sendiri.  Kita akan capek kalau memakai kekuatan sendiri.  Yang penting adalah kita mau keluar dari hal yang tidak benar itu dan Tuhan yang akan mengeluarkan dengan cara-Nya.  Lalu Bapa akan menjadikan kita anak-anak-Nya.  Bukan sekedar teman.  Anak-anak-Nya laki-laki dan perempuan.  Namun tidak cukup sampai di sini saja.  Kita harus terus diajar supaya kita tidak jalan sendiri (2 Korintus 7:1).
Orang yang sudah mempunyai kemuliaan maka ia akan bangkit, sadar, menjadi terang dan berkat (Yesaya 60:1-2).  Sifat dari Tuhan pasti menerangi dan bukan untuk diri sendiri.  Kalau kita sungguh-sungguh menerima Yesus maka kemuliaan itu nyata.  Lalu kita akan memberitakan Injil kepada orang lain.  Pemberitaan Injil yaitu manusia kembali kepada kemuliaan Tuhan.  Tuhan ingin mengubah hati semua orang.  Tinggal Saudara mau atau tidak.  Jalan menuju kehidupan memang sempit dan kita semua harus berjuang untuk memasukinya.  Mari inginkan Tuhan.  Mungkin awalnya sulit, tetapi apabila sudah menjadi gaya hidup maka itu tidak akan sulit lagi.
Darwin Egan Lontoh

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB