Bergantung kepada Tuhan

Minggu, 28 April 2013 0 komentar

“Jadikanlah hatiku tahir, ya Tuhan, dan perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh” (Mazmur 51:12). Inilah yang diinginkan Daud, ia tidak ingin kehilangan Tuhan.  Pada ayat 11-14, Tuhan memberikan kita roh yang rela, yang mau ikut kepada-Nya. Kita harus sadari bahwa Tuhan bisa kapan saja mengambil Roh-Nya dari pada kita.   Tuhan mengajarkan kepada kita ketergantungan kita hanya kepada Tuhan.   Pada ayat 16 keinginan Daud bukan untuk dirinya sendiri tetapi ia ingin mengajarkan (mengatakan sesuatu kepada orang lain).   Tuhan memberi kepercayaan kepada orang-orang yang dipilih-Nya untuk mempengaruhi orang disekitarnya melalui Roh Kudus. apa yang menjadi alasan kita untuk takut karena Roh Tuhan ada pada kita.  Orang menjadi kristen atau orang yang melakukan katakisasi tidak menjamin orang penuh dengan Roh Kudus.  Kotbah berani karena kita penuh dengan Tuhan karena kita mengandalkan Tuhan.
  Pada Yohanes 1:12 kita diberi kuasa untuk menjadi anak-anak Tuhan. anak yang baru lahir adalah teknon, jika kita menjadi anak-anak Tuhan yang dipimpin oleh Roh Tuhan adalah Huios (Roma 8:14).  Kita harus menjadi dewasa dan bertumbuh.   Tuhan ajarkan kita menjadi seperti anak kecil karena anak-anak kecil yang polos disenangi oleh orang banyak.  Untuk menjadi anak, kita harus terus mengingatkan 3 hal jika kita terus menjadi anak yaitu Submission (penundukan total), Servanthood (hati yang melayani), Seperation (pemisahan).
Iman ada karena urapan Tuhan.  Firman yang kita baca dan mengerti membawa kuasa.   Kita berpikir kita diurapi tetapi, bisa saja sebenarnya kita tidak diurapi.  Kita harus tahu ada kuasa di dalam kita.    Sekarang orang kristen mengejar karakter yang baik dan dewasa tetapi secara pemikiran mereka masih seperti anak kecil.  Banyak pendeta menggunakan catatan ketika berkotbah, mereka menginginkan suatu kotbah yang sempurna, mereka tidak ingin ada kesalahan, mereka bukanlah anak-anak kecil yang diinginkan Tuhan.  Mereka mengejar karakter yang baik di depan orang.   Mereka lupa bahwa mereka memiliki urapan.     Dalam berkotbahpun kita harus tahu bahwa kita memiliki urapan dan otoritas,  Paulus adalah rasul yang mengerti otoritasnya.  Paulus adalah rasul yang bukan diangkat oleh manusia.   Gereja lokal menghormati otoritas yang ada pada rasul.    Maria mengerti otoritasnya.  Ia menempatkan otoritas pada tempat yang benar.   Martha lebih mementingkan hidangan,  sementara Maria lebih memilih untuk mendengarkan Yesus.  Maria memiliki nilai yang tidak dimiliki oleh Martha.
Ada suatu kutipan yang dikirim oleh salah satu sister di Bandung.  You are free to chose, but you are not free from consequence of your choice (kamu bebas memilih tetapi kamu tidak bebas dari konsekuensi dari yang kamu pilih). Kita bebas memilih untuk berdosa, tetapi kita harus siap menerima konsekuensi dari dosa tersebut.  Kita harus membawa perkataan yang menghidupkan dan menang.  
I don’t count my sit up, I only start counting when it start hurting, they are the only  that count, no pain no gain. (saya tidak menghitung waktu sit up saya, saya hanya mulai menghitung ketika saya mulai merasa sakit, hanya itu yang dapat dihitung, tidak ada sakit maka tidak dapat apa-apa).   Kita bisa menang dalam suatu pertandingan karena kita melatih diri kita.  Itupun mereka harus merendahkan hati mereka untuk berlatih.  Kita harus memiliki percaya diri.   Karena kita harus menderita barulah kemuliaan Tuhan bisa nyata di dalam kita.
Pada Kejadian 12:1,  Pada awalnya dimulai dari Firman Tuhan.  Firman Tuhan itu sifatnya spesifik untuk siapa ditujukan.  Kemudian pada Kejadian 12:3 melalui kita bangsa-bangsa mendapat berkat.  Brother sister, kita adalah orang-orang yang membawa perubahan. Kita harus keluar dari rasa aman kita barulah kita bisa menjadi saksi Kristus.
Darwin E. Lontoh.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB