Roh Kudus harus tetap tinggal atas kita

Senin, 15 April 2013 0 komentar

Roh Kudus harus tetap tinggal atas kita
7 April 2013

Ada sebuah buku yang menceritakan bahwa banyak orang sukses tapi hidupnya tidak bahagia.  Lalu dalam sebuah lagu, ada penyanyi yang sebelum menyanyi bertanya pada pendengarnya, apakah mereka bahagia?  Pertanyaan ini sederhana, tapi sebenarnya ini membuat mereka bertanya “benarkah saya bahagia?”  Banyak orang bisa bahagia, tetapi kebahagiaan yang mereka miliki hanya sementara.  Sekarang pertanyaan bagi Saudara, Saudara percaya kepada Tuhan, tapi apakah Tuhan terus bekerja atas Saudara?
Gereja mula-mula tidak ada Alkitab seperti kita sekarang.  Mereka hanya ada gulungan kitab dan itu pun hanya ada di bait suci.  Meski begitu mereka tetap luar biasa.  Kita sekarang seharusnya lebih luar biasa karena ada kitab Perjanjian Baru dan kesaksian-kesaksian luar biasa yang tertulis di dalam Alkitab.  Bahkan karena Yesus telah memberikan Roh Kudus-Nya maka kita bisa semangat sampai sekarang.  Semua itu karena ada Roh Kudus.  Gulungan kitab pun kalau tidak ada Tuhan, itu hanya jadi bacaan, tidak ada kuasa di dalamnya.  Yang membuat orang berbeda yaitu ia tahu tentang firman Tuhan dan Roh Kudus tinggal di atasnya.
“…Dan Yohanes memberi kesaksian, katanya: "Aku telah melihat Roh turun dari langit seperti merpati, dan Ia tinggal di atas-Nya.  Dan akupun tidak mengenal-Nya, tetapi Dia, yang mengutus aku untuk membaptis dengan air, telah berfirman kepadaku: Jikalau engkau melihat Roh itu turun ke atas seseorang dan tinggal di atas-Nya, Dialah itu yang akan membaptis dengan Roh Kudus.”  (Yohanes 1:31-33).  Yohanes Pembaptis mulanya tidak mengenal Yesus, tapi ia membuka jalan bagi orang-orang untuk bertobat.  Kemudian ia melihat bahwa Roh Kudus turun dan tinggal atas-Nya yaitu Yesus.  Roh itu tetap tinggal atas Yesus, meski Yesus harus mati dan bangkit Roh Kudus tetap tinggal atas Yesus.  Kalau begitu Roh Kudus bisa tidak tinggal atas kita?  Bisa.  Masihkah Roh Kudus tinggal di atas kita?  Kita bisa menerima Roh Kudus karena Yesus yang membaptis kita melalui orang yang juga mempunyai Roh Kudus.  Kita tidak bisa asal minta dibaptis dengan orang yang tidak mempunyai Roh Kudus.  Roh Kudus tidak bisa dianggap remeh.  Orang menghujat Yesus masih bisa diampuni, tapi kalau menghujat Roh Kudus tidak bisa diampuni.  Banyak orang bisa mengikuti konfrens atau seminar.  Disitu firman Tuhan dibukakan, tapi kalau tidak ada Roh Kudus ya percuma.  Kita bisa berubah dan bertindak karena ada Roh Kudus.  Yesus pun mempunyai kekuatan sampai harus mengalami penganiayaan seperti itu karena ada Roh Kudus.
Dalam Yohanes 5:38, orang-orang Yahudi bisa membaca firman, tetapi firman itu tidak tinggal tetap pada mereka, sama seperti Roh Kudus.  Nyatanya memang ada Iblis yang bisa membuat kita tidak percaya lagi pada firman dan Roh Kudus-Nya.  Kita bisa belajar dari kata ‘jangan’ dan ‘harus’.  Kalau harus berarti wajib, sedangkan jangan berarti ada pilihan.  Memang ketika kita diperhadapkan dengan kebenaran, kita ada pilihan untuk datang kepada kebenaran itu atau tidak (Yohanes 5:39).  Mengapa menjadi sebuah pilihan? Karena ada yang berbicara untuk tidak datang kepada kebenaran itu.  Kita mengucap syukur ada orang yang memberitakan kepada kita untuk datang dan kita mau untuk datang, bertobat dan dilahirkan kembali.
Memang yang harus kita lakukan adalah datang kepada Sumber itu yaitu Tuhan.  Dalam hal memberitakan Injil pun kita hanya mentaati Dia dan bukan pada suksesnya penginjilan.  Kita bisa belajar dari seorang hamba atau budak.  Apabila budak itu melakukan sesuatu untuk tuannya, adakah ia meminta upah dari apa yang ia lakukan?  Pasti tidak.  Secara manusia kita menginginkan kemuliaan, tapi ingat bahwa upah kita besar di sorga, ngengat dan karat tidak menguasainya.  Oleh karena itu, hidup kita hanya taat kepada Tuhan.
Banyak orang mencari hormat (Yohanes 5:40-41).  Namun
seorang hamba (budak) tidak seperti itu.  Malah ada budak yang waktunya bebas, tapi tidak mau bebas karena bagi dia menjadi budak lebih enak daripada bebas.  Kita yang ingin mencapai kedewasaan di dalam Tuhan, ya sampai seperti itu.  Kita menjadi dulos (budak) yang taat, tidak jalan sendiri, dan benar-benar melayani Tuhan.  Masih ingat tiga hal yang berbicara tentang submission (penundukan total), servanthood (melayani dengan total), separation (pemisahan total dari sistem dunia).  Ketiga hal tersebut adalah tanda bahwa Roh Kudus tetap tinggal atas kita.  Orang-orang yang menantikan Tuhan adalah orang yang memastikan bahwa Roh Kudus tinggal di atas kita.
Di kepemimpinan, dibagikan tentang perumpamaan anak yang hilang.  Anak itu minta harta warisan dari bapanya dan kemudian ia hidup berfoya-foya.  Ketika ia jatuh melarat, ia ingin kembali kepada bapanya.  Bahkan ia berpikir kembali tapi tidak menjadi anak lagi tidak masalah, menjadi hamba pun tidak apa-apa.  Waktu anak itu kembali, bapanya tetap menerimanya dan menganggap ia sebagai anak.  Anak itu telah menjadi anak yang hilang, tetapi mengapa tetap disebut sebagai anak?  Mengapa bapanya tetap mau menerima, padahal anaknya menjadi hamba pun tidak apa-apa?  Karena anak itu sadar dan mau kembali kepada bapanya walaupun harus menjadi hamba.  Kesadaran itu yang membuat bapanya mau menerima kembali.  Motivasi anak itu tidak macam-macam, yang penting kembali, kalau pun menjadi hamba tidak masalah.  Dalam bahasa Inggris anak seperti itu disebut prodigal yaitu anak yang suka menghabiskan harta orang tuanya lalu mentok dan kembali.  Kembali bukan dengan motivasi lain-lain, tetapi kembali dengan sungguh-sungguh.
Kembali kepada Yohanes Pembaptis, ketika ada orang-orang Farisi yang ingin dibaptis, Yohanes menolak mereka.  Namun sekarang banyak orang bisa baptis seenaknya.  Padahal belum tentu setelah dibaptis Roh Kudus tinggal atasnya.  Sudah berbahasa roh pun belum tentu Roh Kudus ada.  Selain itu, membaca firman kalau sekedar membaca itu hanya menjadi pengetahuan saja.  Mengetahui firman Tuhan belum tentu mempunyai Roh Kudus.  Kita bisa belajar, orang-orang yang baru bertobat dan dilahirkan kembali dan hanya tahu satu atau dua ayat bisa lebih berani memberitakan Injil.  Mengapa?  Karena mereka mempunyai Roh Kudus yang tinggal di atasnya.
Kita semua pasti diperhadapkan dengan pilihan.  Adam dan Hawa dikatakan jangan makan buah pengetahuan baik dan jahat.  Mereka memilih makan buah itu karena memang ada pilihan.  Ada Iblis yang berkata kalau mereka makan buah itu, mereka akan jadi sama seperti Tuhan yaitu tahu tentang yang baik dan jahat.  Pelajarilah cara pikirmu, kita bisa mengetahui firman Tuhan, tapi kita tidak mentaatinya.  Kita memang harus humble yourself (merendahkan diri kita) sampai tidak ada lagi pertanyaan-pertanyaan atau pikiran negatif.  Seperti kuk (ox: anak lembu) yang diletakan di atas pundak kita, seperti itulah kita harus menudukkan diri kepada Tuhan.
Kalau sudah tahu kebenaran, Saudara harus ikuti kebenaran itu.  Jangan berkata bahwa itu pilihan.  Ingat tentang tiga hal di atas: submission, servanthood, dan separation.  Jika ingin Roh Kudus tetap tinggal atas kita, lakukan ketiga hal itu.  Ini bukan lagi pilihan, kalau masih menganggap bahwa ini pilihan maka Roh Kudus tidak akan tinggal tetap atas kita.
Tuhan senang dengan orang yang beriman dan taat.  Mari layani Tuhan dengan roh yang menyala-nyala.  Jangan sampai tertipu hanya baca dan tahu firman Tuhan, tapi tidak ada Roh Kudus.  Setiap hari hiduplah untuk Tuhan.  Jadilah hamba yaitu orang yang menerima apa yang dari Tuhan dan memberikan kepada orang lain.  Kita akan menjadi bahagia kalau sekitar kita juga bahagia.  Karena itu, mari menjangkau orang-orang di sekitar kita dan beritakan kebenaran itu.
Darwin E. Lontoh

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB