Laskar Kristus

Senin, 15 April 2013 0 komentar

Laskar Kristus
31 Maret 2013

Kita sebagai jemaat Tuhan hanya melakukan perintah Tuhan dan mentaati-Nya.  Sebenarnya perintah itu tidak sulit karena Tuhan sudah berikan Roh Kudus-Nya kepada kita.  Kita tidak perlu melihat diri kita kecil, tidak layak, atau tidak mempunyai kemampuan apa-apa.  Waktu kita bertobat dan dilahirkan kembali, kita dimuridkan, dilatih, kemudian yang sebelumnya tidak mampu dan merasa tidak layak, lalu Tuhan mampukan.  Mungkin kita tidak terpandang bagi dunia, tapi ketika kita sudah di dalam Tuhan kita menjadi luar biasa.  Kita menjadi bisa karena Tuhan sudah memanggil kita dan kita tinggal taat saja.

Ada dua hal yang didapati sering di dalam kita yaitu tidak mampu dan tidak termotivasi.  Dua hal tersebut sering menjadi masalah dalam melakukan perintah Tuhan.  Kita lihat dulu dari tidak mampu, artinya adalah kita tidak memiliki kemampuan, tidak punya kecakapan, misalnya tidak bisa berkotbah, tidak bisa memainkan alat musik, atau tidak bisa menyanyi.  Kemudian tidak termotivasi, maksudnya adalah kita orang yang malas, mungkin malu, kecil hati, atau putus asa sehingga tidak mau melakukan sesuatu.  Apabila kita sebagai pemimpin menemui orang yang tidak mampu dan tidak termotivasi maka apa yang harus kita lakukan?  Ya menyuruh.  Kalau ada orang yang termotivasi, tapi tidak mampu maka pemimpin harus melatihnya.  Selanjutnya jika ada orang yang tidak termotivasi, tapi sebenarnya dia mampu maka pemimpin harus memberikan dorongan.  Lalu apabila seseorang sudah termotivasi dan mampu maka yang dilakukan pemimpin adalah mendelegasikannya.  Sekarang kita lihat diri kita sendiri, apakah kita orang yang termotivasi tapi tidak mampu atau sebaliknya.  Sebagai jemaat, kita harus saling menguatkan satu dengan yang lainnya supaya semua menjadi orang-orang yang mampu dan termotivasi.

Mari kita lihat di kitab Bilangan 1:2-3, 20.  Di ayat tersebut laskar Israel di hitung dan nama semua laki-laki dicatat.  Syarat dari laskar Israel yaitu laki-laki, berumur 20 tahun ke atas, dan sanggup berperang.  Semua suku syaratnya sama.  Semua itu dipersiapkan supaya mereka bisa memasuki tanah perjanjian.  Di sini bukan berarti ada diskriminasi gender antara laki-laki dengan perempuan, tetapi yang perempuan pun harus bersikap seperti laki-laki.  Dalam Perjanjian Baru hal itu digenapi bahwa perempuan pun harus bersikap seperti laki-laki.  Mengapa harus bersikap seperti laki-laki?  Karena laki-laki mempunyai sikap yang pemberani, bukan pengecut, dan tegas.  Iblis akan terus berusaha menarik kita kepada dosa, tapi jika kita memiliki sikap seperti laki-laki maka kita tidak akan mudah menyerah.  Darimana kita bisa memiliki sikap yang seperti itu?  Itu dimulai dari pertobatan kelahiran kembali.  Sejak dilahirkan kembali Tuhan memberikan hati dan roh yang baru sehingga kita bisa melakukan segala ketetapan Tuhan.  Dari hati ini terpancar apa yang menjadi keinginan utama kita.  Kalau kita melakukan dosa pun, itu pasti sudah ada akarnya yaitu dari hati.  Dari awal Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa karena mereka punya keinginan untuk menyamai Tuhan.  Sebagai manusia, kita bisa mempunyai keinginan-keinginan yang kelihatan baik tapi sebenarnya menyesatkan.  Tanpa sadar kita punya keinginan seperti itu.  Oleh karena itu, kita perlu menjadi hamba dan juga anak.   Seorang hamba bisa memiliki hati yang luar biasa untuk taat, tapi kalau hanya dengan kata-kata saja hamba itu tidak bisa diajari (Amsal 29:19).  Terkadang seorang hamba harus diperintah dengan detail, mungkin juga harus dengan kata-kata yang keras, akhirnya dia bisa melakukan tapi tidak mengerti.  Tetapi kalau kita juga menjadi anak maka selain taat kita juga mengerti apa yang menjadi keinginan Bapa kita.  Kita tidak sekedar lakukan, tapi juga mengerti keinginan Bapa kita.

Sikap dimulai dari hati yaitu sejak bertobat dan dilahirkan kembali.  Sejak itu kita berubah 180 derajat, benar-benar radikal, dan orang bisa melihat perubahannya.  Yang sebelumnya kita penakut, tiba-tiba kita menjadi pemberani untuk bersaksi dan memberitakan Injil kepada banyak orang.  Semua itu dimulai dari hati.  Tuhan memberikan hati dan roh yang baru sehingga kita melakukan perintah-Nya.  Ketika mulai menyimpang dan memberontak kepada Tuhan, kembali saja pada hati dan roh yang baru maka kita pasti melakukan perintah-Nya lagi.  Yesus juga mengajarkan murid-murid-Nya tentang apa yang berasal dari hati, tidak sekedar tampak bagus luarnya saja (Matius 5:3-12).  Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Tuhan, ini berbicara bahwa kita tidak bisa hidup tanpa Tuhan.  Kita tidak bisa berjalan sendiri, tetapi harus berserah total dan bergantung pada Tuhan.  Kemudian ada dukacita berarti kita mau mengakui dosa kita dan


meninggalkannya.  Lemah lembut, kita mau taat dan menyerahkan hak-
hak kita pada Tuhan.  Kita mau melepaskan rasa kepemilikan kita untuk menjadi hamba.  Lalu haus dan lapar akan kebenaran.  Orang-orang yang seperti itu akan dipuaskan oleh Tuhan.  Seperti raja Yosafat (2 Tawarikh 17:4-17), ia mengikuti nenek moyang yang benar yaitu Daud.  Waktu itu Yosafat kembali kepada Tuhan dan kemudian kerajaannya dikokohkan oleh Tuhan.  Ia menjadi kaya dan terhormat, musuh-musuh takluk, dan orang-orang takut kepadanya.  Kerajaannya benar-benar bertumbuh.  Demikian halnya kita, jika kita kembali kepada Tuhan maka Tuhan yang akan melakukan banyak perkara bagi kita.  Selanjutnya, ada murah hati, ini berbicara juga tentang pengampunan.  Tuhan itu adil dan memiliki belas kasihan.  Ketika manusia bersalah,Tuhan menjadi hakim yang adil, Ia menghukum manusia itu.  Namun Tuhan memiliki belas kasihan sehingga ia mengulur-ulur waktu supaya semua orang bisa selamat.  Sebenarnya dunia ini layak dihukum, tetapi Tuhan berikan anak-Nya untuk menggantikan posisi manusia yang berdosa.  Yesus harus menanggung dosa manusia karena begitu besar kasih-Nya.  Ia rela menjadi hamba.  Kemudian suci hati,  kita menjaga hati kita dari dosa.  Ada kekudusan supaya hati kita tetap murni.  Damai, kita benar-benar mau selesai jika ada suatu permasalahan.  Dianiaya, bertobat lahir baru pasti ada penganiayaan.  Seperti syarat tadi yang harus berumur 20 tahun ke atas.  Ini menandakan suatu kedewasaan dimana ada proses, pelatihan,dan pemuridan.

Ciri-ciri murid Kristus:
A. Pengikut Sepenuh Hati [Matius 4:18-22]
Mau meninggalkan segala sesuatu untuk mengikut Tuhan.
B. Harus Dibentuk [Matius 28:19-20, 2 Timotius 3:16-17]
Seorang pemimpin itu dibentuk, hanya sedikit pemimpin yang dilahirkan memang jadi pemimpin.  Orang memang harus dilatih, diajar, dididik dalam kebenaran supaya ia bisa menjadi pemimpin yang bisa mempengaruhi dan mendorong orang lain.
C. Serupa Gurunya (Imitasi) [Lukas 6:40]
Kita perlu dibimbing, direndahkan, ditegur supaya serupa dan segambar dengan Tuhan.
D. Memikul salib dan Menyangkal Diri [Lukas 9:23, 14:27, Matius 10:38]
E. Mengasihi Tuhan Lebih dari Segala-galanya (Segenap Hati, Jiwa, dan Kekuatan) [Luk 14:25-26, Yoh 21:15-17, Mat 10:34-37]
F. Tak Malu terhadap Tuhan dan Firman-Nya [Lukas 9:26, Matius 10:32-33]
G. Kehilangan Segala-galanya [Lukas 14:33, 9:24-25, Matius 10:39-40]
H. Mau Diajar (Kerendahan Hati dan Pikiran) [1 Pet 5:5-6, Ibr 12:7-11, Ams 3:11-13, 12:1, 15, 15:10; 17:10; 19:20; 27:5-6; 29:1]
I. Tinggal di Dalam Firman-Nya [Yohanes 8:30-32]
Jika kita mengetahui dan tinggal dalam firman-Nya maka firman itu akan memerdekakan kita.
J. Tidak Menoleh ke Belakang [Lukas 9:57-62; 1 Raj 19:19-21]
Kita tidak lagi mengingini hidup yang lama yaitu hidup di dalam dosa.
K. Berada dimana Tuhan Ada [Yohanes 12:25-26]
Supaya kita tidak mengikuti perintah orang lain karena kita harus berada dimana Tuhan ada.
L. Berbuah (Banyak dan Tetap) [Yohanes 15:8 & 16]
Kalau kita bersaksi dan memberitakan Injil, kita pasti menghasilkan buah.
M. Saling Mengasihi seperti Kristus [Yoh 13:34-35; 15:12-14; 1 Yoh 4:20]
N. Duta (Surat) Kristus [2 Kor 3:2-3]

Semua ini bisa kita lakukan karena kita sudah bertobat dan dilahirkan kembali.  Kita tidak perlu melihat hasil, tapi kita hanya taat dan Tuhan yang akan datangkan jiwa-jiwa baru.  Meski harus ada penganiayaan, tenang saja karena kita akan mendapat 100 kali lipat dari apa yang kita tinggalkan.  Kita harus terus fokus pada perintah Tuhan.  Tidak ada yang sulit, asal kita mau berlatih.  Waktu kita mau terus belajar menjadi murid, hamba, anak maka kita akan menjadi tentara-tentara yang siap berperang.  Tuhan memanggil kita ada tujuan dan mari kita berdiri bersama-sama.  Taat, lakukan, dan selesaikan perintah Tuhan..
 Siswo Adi - Salatiga

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB