Catatan khotbah Rabu

Sabtu, 11 Mei 2013 0 komentar
Dalam Yohanes 12:31-36, Yesus belum mati dan bangkit.  Namun kemudian setelah Yesus mati dan bangkit, Ia mengajarkan kepada murid-murid-Nya tentang kerajaan Tuhan selama 40 hari.  Apa yang Yesus lakukan dan ajarkan, murid-murid-Nya pun lakukan.  Hal itu hanya terjadi di zaman Perjanjian Baru karena sudah ada Roh Kudus.  Ketika Yesus ditinggikan (waktu Ia telah menang dari maut) maka Ia akan menarik banyak orang.  Tentu saja hanya orang-orang yang percaya yang akan ditarik oleh Dia.  Percaya pada apa?  Percaya pada perkataan Yesus.  Karena waktu orang percaya pada Yesus maka ia akan mendapat terang dan tidak lagi di dalam kegelapan. 
Namun ketika orang tidak percaya kepada Yesus maka dia berada dalam kegelapan.  Waktu dalam kegelapan, dia pasti tidak tahu kemana dia akan pergi.  Kita yang sudah percaya pada Yesus, bertobat dan dilahirkan kembali seharusnya mengucap syukur karena ada orang yang memberitakan Injil pada kita.  Jangan hanya bangga menjadi orang Kristen karena agama Kristen tidak pernah menyelamatkan.  Yang menjadi jalan keselamatan hanyalah Yesus Kristus.  Namun zaman sekarang banyak gereja berkata-kata yang mengenakkan.  Seolah-olah untuk masuk ke sorga adalah hal yang mudah.  Padahal jika sesuai dengan firman Tuhan, masuk ke sorga pasti harus melewati hal yang tidak enak.  Kita harus berkata-kata dari apa yang dikatakan oleh Bapa sama seperti Yesus berkata-kata apa yang dari Bapa. 

Kita sekarang bisa percaya pada Yesus, tetapi belum tentu kita hidup bersama-sama dengan Yesus (Yohanes 3:36).  Memang bagus sejak kecil kita diberitahu tentang Yesus, tetapi belum tentu sampai sekarang kita hidup dengan Yesus.  Pendeta pun tidak jaminan bahwa ia percaya dan taat pada Tuhan.  Percaya tanpa ketaatan sama saja tidak percaya.  Seperti mendengar tanpa melakukan ya percuma saja.  Di dalam Matius pasal 5, orang-orang yang berbahagia atau diberkati adalah orang-orang yang mendapat hidup Yesus.  Bukan hanya kekayaan atau materi saja.  Pada nyatanya negara kaya seperti Australia dan Jepang, banyak orangnya yang bunuh diri.  Ini menggambarkan bahwa kekayaan tidak bisa membuat orang bahagia.  Mari tanya pada diri kita masing-masing, “bahagiakah saya?” 

Orang-orang yang percaya akan beroleh hidup, tetapi orang yang tidak taat tidak akan melihat hidup.  Semua itu supaya ada rasa takut akan Tuhan kalau kita tidak di dalam Tuhan dan taat.  Tuhan mengetahui setiap hati manusia jadi sampai kita main-main dengan Tuhan. 
“Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.”  (Maleakhi 3:6).  Kalau kita memiliki keinginan yang kuat seperti Yakub maka kita tidak akan lenyap.  Bahkan kita bisa menarik banyak orang untuk datang kepada Tuhan karena keinginan yang kuat itu.  Meski Yakub seorang penipu, tetapi terhadap janji Tuhan dia menginginkannya dengan sangat.  Jika keinginan kita kuat untuk menarik orang maka kita juga akan mendapatkan orang-orang yang kuat.  Bukan orang yang loyo-loyo.  Masih semangat atau tidak kita sampai sekarang?  Apakah keinginan itu masih besar?

Kita bisa mendengar kebenaran, tetapi belum tentu mendapat hidup (Yohanes 5:39-40).  Kita harus datang kepada Tuhan supaya kita mendapat hidup itu.  Perempuan Samaria yang bertemu dengan Yesus saja bisa langsung mempengaruhi orang-orang di kampungnya.  Dia berkata bahwa dia telah bertemu dengan Mesias.  Padahal perempuan itu belum mendapat hidup.  Perempuan yang baru bertemu dengan Yesus saja sudah bisa mempengaruhi orang-orang, bagaimana dengan kita yang sudah mendapat hidup itu?  Seharusnya kita bisa lebih dari perempuan Samaria itu.  Yang membedakan kita dengan orang lain karena kita tahu kebenaran dan memiliki hidup. 
Namun yang bisa menarik orang hanya Bapa (Yohanes 6:44).  Yesus pun tidak bisa menarik orang.  Oleh karena itu yang kita doakan bukan supaya orang bertobat, tetapi supaya kita terus kuat dalam memberitakan Injil kepada mereka.  Minta juga kepada Bapa supaya banyak orang rindu datang kepada-Nya.  Bukan orang-orang yang hanya menginginkan mukjizat, berkat, atau kebutuhan.
Yesus diutus oleh Bapa (Yohanes 6:45).  Demikian juga kita diutus oleh Yesus.  Pengutusan itu dimulai dari dilahirkan kembali.  Dilahirkan dari keinginan Bapa sendiri dan bukan keinginan manusia atau karena lahir dalam keluarga Kristen.  Tidak mungkin Bapa memberi warisan atau mengutus yang bukan anak-Nya.  Karena itu kita harus dilahirkan dari Bapa baru kita menerima apa yang dijanjikan itu.

Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum dihancurkan karena di sana tidak ada pertobatan meski banyak terjadi pertobatan.  Yesus berkata bahwa Ia adalah roti hidup (Yohanes 6:48-51, 59-63).  Roti yang memberi hidup kekal.  Sekarang kita mau memilih yang mana: mukjizat, mengetahui kebenaran, atau mendapat hidup.  Kita tidak mendapat hidup kalau hanya mengetahui kebenaran saja, tetapi tidak datang kepada hidup itu.  Yakub mendapat hak kesulungan karena dia mengejar.  Mari kita memiliki keinginan yang kuat seperti Yakub.  Jangan seperti Esau yang memandang rendah hak kesulungannya. 

Murid-murid Yesus bisa mengundurkan diri (Yohanes 6:66).  Namun apabila kita memiliki sifat seperti Yakub maka kita tidak akan mudah mengundurkan diri atau melepaskan Tuhan.  Kita harus minta setiap hari untuk memegang kuat-kuat janji Tuhan dan perintah-Nya.  Tuhan tidak meninggalkan kita sendiri karena Dia memberikan kita Roh Kudus.  Mari minta setiap hari keinginan yang kuat seperti Yakub. 
 Darwin E.Lontoh

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB