Catatan khotbah Rabu

Senin, 27 Mei 2013 0 komentar

“… Katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Matius 8:8. Masihkah kita meminta kepada Tuhan. Dalam ayat ini Yesus mengajarkan sebuah permintaan yang disertai dengan iman. Perwira ini mengerti bahwa Yesus hanya tinggal mengatakan kepadanya saja dan hambanya pasti akan sembuh. Perwira itu meminta Yesus untuk mengatakan saja. Perwira ini menempatkan otoritasnya dengan benar. Dia tahu dalam pekerjaannya dia memiliki atasan dan dia juga memiliki bawahan. “… Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun diantara orang Israel.”(Matius 8:10). Yesus senang dengan iman yang dimiliki oleh perwira ini. Perwira tersebut pasti sebelumnya pernah mendengar tentang Yesus. Dia mengerti bahwa perkataan Yesus memiliki kuasa. Tuhan bisa berbicara dengan siapa saja dan dimana saja. Mari kita praktekan Iman kita.  Kita dapat menemukan contoh-contoh iman yang lainnya seperti perempuan pendarahan yang menjamah jubah Yesus (Markus 5:27-34) imannya yang menyelamatkannya.  Bukan jubah yang dipakai Yesus yang menyelamatkan tetapi yang diperlukan adalah perkataan Tuhan.
Pada jaman sekarang ini, pendeta berkhotbah bukan lagi berkhotbah sesuai dengan apa yang Tuhan katakan.  Pada buku “mengapa kebangunan rohani tertunda” sekarang mereka berkotbah hanya untuk menyenangkan manusia. Gereja sudah berubah. Gereja mengkhotbahkan apa yang mereka lihat bukan apa yang Tuhan katakan.  Banyak gereja yang suka khotbah berkat daripada khotbah memberitakan Injil. Orang kembali kepada Tuhan karena perkataan Tuhan. Perkataan Tuhan yang membuat kita terus beriman. Dalam sakitpun kita juga harus beriman.  Penyakit tidak bisa menghalangi Paulus untuk tetap menginjil. Ia tidak melemahkan dirinya.  Keinginan daging harus dikalahkan.  Apa yang roh suka pasti daging akan menentang.  
Ketika Petrus berjalan di atas air, Imannya hilang di pertengahan jalan dan dia mulai jatuh dan tenggelam. Ada ketidakpercayaan ketika ia berada di tengah. Ketidakpercayaan datang karena angin dan sebagainya. Angin adalah tantangan yang harus kita lewati.  Sesuatu yang kita lihat lagi itu bukanlah iman.  Dalam hidup ini kita berbahagia, bukan berarti tidak ada masalah.  Di dalam tekananpun kita juga dapat berbahagia.  Ketika saya berada di Thailand, di sana kita butuh sekali buku panduan untuk tahu tempat-tempat yang kita datangi atau kunjungi, tanpa buku panduan kita bisa tersesat karena kita adalah pendatang yang tidak tahu sama sekali tempat tersebut. Dalam hidup ini, kita memerlukan panduan yang dapat memandu kita untuk hidup setiap hari. Buku panduan itu adalah Firman Tuhan.   kita tidak hanya cukup membaca Firman kemarin.  Kita butuh Firman Tuhan setiap hari. Kita harus siap sedia ketika kita memberitakan Injil. Iman datang dari pendengaran Firman Kristus(Roma 10). Di dalam iman tidak ada usaha manusia lagi di dalamnya. 
“Jawab Yesus kepada mereka:”Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah” (Yohanes 6:29).
Yang paling dikehendaki Tuhan adalah percaya kepada-Nya, percaya kepada Dia yang diutus. Perkataan Tuhan mempunyai kuasa. Iman itu yang menyenangkan hati Tuhan.  Tanpa iman kita menuju ke neraka. Ketika iman datang, kerajaan Tuhan itu datang. Hidup setiap hari dalam kerajaan Tuhan. Di luar kerajaan Tuhan kita kosong.  Hidup dalam kerajaan Tuhan seperti perwira Romawi yang bangga dengan pakaiannya, tanpa pakaian kebesaran, mereka hanya rakyat biasa. Matius 8:10 mari kita bangga dengan iman di dalam Kristus. Ketika kita memberitakan Injil maka kita memberitakan iman kepada orang lain. Jangan takut memberitakan Injil, Roh yang memimpin kita ketika kita memberitakan Injil. Maka biarlah Rohmu menyala-nyala setiap hari (Roma 12).Darwin Egan Lontoh

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB