Tidak mementingkan diri sendir

Senin, 06 Mei 2013 0 komentar
Tidak mementingkan diri sendiri
 28 April 2013

Bukan dia yang kita cek, tetapi diri kita sendiri.  Ada seseorang berkata “kalau kamu merasa ada orang yang lebih rendah daripadamu, cek hatimu”.  Jadi Karena bisa saja yang bermasalah bukan dia, tapi kita. 
Sejak manusia jatuh ke dalam dosa, mereka sudah memilih untuk jatuh.  Bicara tentang pilihan, ada dua kata yang menggambarkan tentang pilihan yaitu kata ‘jangan’ dan ‘harus’.  Kalau kata ‘jangan’ berarti masih ada pilihan, tetapi kata ‘harus’ berarti tidak ada pilihan.  Kita semua bebas untuk memilih.  Namun kita tidak bebas dari konsekuensi dari apa yang kita pilih. 
Iblis suka menipu manusia bahwa seolah-olah manusia itu sudah dekat dengan Tuhan.  Padahal sebenarnya mereka tidak benar-benar memiliki kehidupan bersama-sama dengan Tuhan.  Kehidupan dengan Tuhan bukan hanya seperti mimpi saja, tetapi itu nyata terjadi dan kita bisa merasakannya.  Jadi kita tidak hanya kelihatan bagus atau semangat di luarnya saja, tetapi Tuhan benar-benar hidup dalam kita dan kita semangat karena itu.  Oleh karena itu, jadilah kuat oleh kasih karunia di dalam Yesus Kristus supaya hidup kita sungguh-sungguh di dalam Dia (2 Timotius 2:1). 
Tuhan mengasihi orang yang rendah hati (Maleakhi 1:1-3).  Kita bisa sudah menerima janji, tapi Tuhan bisa membenci kita.  Mengapa? Karena cara pikir kita seperti Esau, yang memandang rendah hak kesulungannya.  Esau menganggap rendah hak kesulungannya, berarti dia orang yang congkak, merasa tidak memerlukan hak tersebut. 
Mengikut Tuhan itu bukan karena mood.  Kalau mood kita sedang baik, kita menjadi orang yang semangat.  Sebaliknya jika mood kita sedang jelek, kita menjadi orang yang malas-malasan mengikut Tuhan.  Pada akhirnya hanya menganggap remeh apa yang sudah Tuhan berikan.  Kita harus sadar bahwa janji Tuhan tidak murahan.  Jangan mudah untuk melepaskan janji Tuhan karena mood kita sedang buruk dan menganggap rendah janji tersebut.
Banyak orang Kristen luarnya bisa tampak bahagia, tetapi sebenarnya dalamnya sepi.  Iblis suka jika manusia gagal atau jauh dari Tuhan.  Itulah kemenangan Iblis jika manusia gagal datang kepada Tuhan.  Kalau manusia sudah jauh dari Tuhan maka yang mereka pikirkan adalah diri sendiri.  Yang menjadi pusat bukan Tuhan, tetapi diri sendiri.  Kemudian yang bisa membuat orang tidak lagi memikirkan diri sendiri adalah pertobatan (Kisah Para Rasul 11:15-18).  Tuhan mengaruniakan pertobatan supaya manusia tidak hanya memikirkan diri sendiri.  Pertobatan dimulai karena kita menerima kasih karunia Tuhan. 
Jika kita kuat dalam kasih karunia Tuhan maka kita tidak akan mementingkan diri sendiri. Kita akan menjadi orang-orang yang mau diajar.  Meski realitasnya kita masih memiliki daging.  Selama ada daging, kita tetap akan terus mementingkan diri sendiri.  Maka dari itu, kuatlah oleh kasih karunia Tuhan supaya kita tidak menuruti keinginan daging.     

Tuhan senang dengan orang yang mempunyai sifat mengejar seperti Yakub.  “Bahwasanya Aku, TUHAN, tidak berubah, dan kamu, bani Yakub, tidak akan lenyap.”  (Maleakhi 3:6).  Tuhan sudah berfirman bahwa orang-orang yang seperti Yakub tidak akan lenyap karena mereka memiliki keinginan yang besar untuk mengejar Tuhan.  Jangan kita sombong dengan merasa bahwa kita sudah mendapatkan janji maka selamanya janji itu terus menjadi milik kita.  Jika kita tidak terus mengejar janji Tuhan maka janji itu bisa hilang.  Saudara harus tahu bahwa akan ada Yakub-Yakub lain yang menggantikan Saudara kalau Saudara hanya setengah-setengah.  Orang-orang yang mengejar, yang akan mendapat.  Tuhan membenci orang-orang yang tidak mengejar janji-Nya dengan sungguh-sungguh.  Seperti contohnya Esau.  Dia sudah di dalam garis keturunan yang benar, tetapi Tuhan membencinya karena dia menganggap rendah hak kesulungan.  Mari lihat, bukan orang-orang luar yang Tuhan benci, tetapi Tuhan membenci orang yang sudah dapatkan janji tapi tidak mengejar dengan sungguh-sungguh.
Di dalam Alkitab ada tiga kota yang dikutuk oleh Tuhan yaitu Khorazim, Betsaida, dan Kapernaum (Matius 11:20-21).  Ketiga kota itu sekarang sudah benar-benar hancur dan rata dengan tanah (sudah tidak ada lagi).  Mengapa bisa seperti itu?  Karena kota tersebut tidak ada pertobatan meski sudah banyak mukjizat yang terjadi.  Kemudian di Betsaida (kota yang sudah Yesus kutuk) ada seorang buta yang menginginkan kesembuhan (Markus 8:22-26).  Namun Yesus tidak menyembuhkannya di tempat itu, melainkan Yesus membawanya keluar kampung.  Setelah sembuhpun, Yesus menyuruh orang itu jangan masuk ke kampung lagi.  Karena orang-orang di kampung itu (Betsaida) hanya menginginkan mukjizat, tetapi mereka tidak mau bertobat.  Yesus menyuruh orang itu jangan masuk kampung itu lagi supaya dia tidak hidup seperti orang-orang yang ada di situ.  Orang-orang disitu hanya memikirkan diri sendiri karena mereka tidak mau bertobat.  Padahal Tuhan mengaruniakan pertobatan sehingga manusia tidak lagi memikirkan diri sendiri. 

Apabila manusia sudah memikirkan diri sendiri maka yang keluar dari diri mereka adalah “saya hebat” dan bukan Tuhan lagi.  Kekristenan sekarang hanya berpusat pada pikiran-pikiran manusia dan bukan pikiran Kristus.  Padahal di firman Tuhan sudah jelas tertulis carilah Kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya.  Jadi mencari kerajaan Tuhan berarti kita tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi kerajaan Tuhanlah yang menjadi utama dalam hidup kita.
Darwin E. Lontoh

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB