Catatan khotbah rabu

Senin, 20 Mei 2013 0 komentar

“Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui.” (Ibrani 11:8).  Karena iman, Abraham taat kepada Tuhan. Abraham adalah salah satu umat Tuhan yang memiliki iman kepada Tuhan.  dia tidak hanya memiliki iman di dalam Tuhan, ia juga taat dengan apa yang Tuhan katakan kepadanya. Terkadang kita hanya dapat beriman tetapi dapat tidak taat kepada perintah-Nya.  Kepercayaan Abraham diuji ketika ia harus keluar dari Haran (Kejadian 11:31) menuju ke tanah Kanaan (Kejadian 12:1).  Disini Tuhan berbicara spesifik kepada Abraham.  Jika kita taat kepada Tuhan kita bukanlah orang yang menunda-nunda. Abraham bukanlah orang yang menunda-nunda ketaatannya. Abraham tidak memikirkan untung dan rugi, baik atau buruk tanah itu. Dia tidak memikirkan tentang ketakutan dan kekuatiran hidupnya.
Iman berbicara tentang hal yang rohani, Tuhan yang bicara dalam diri kita adalah suatu hal yang rohani.  Kita tidak bisa menyetarakan kehidupan rohani dengan kehidupan jasmani.  Orang sekarang takut dengan masa depan, pasangan hidup, ataupun pekerjaannya.  Mereka takut dengan jaminan keselamatan hidupnya.  Mereka berusaha mengikuti asuransi tetapi asuransi tidak bisa menggantikan keselamatan.  Sebagai orang percaya, kepercayaan yang kita ambil bukan keselamatan yang kosong. Di sinilah iman dapat dipertanggungjawabkan.  Sistem dunia mengajarkan hidup harus selalu dihitung, baik untung dan rugi ataupun baik dan buruknya. Tetapi kita bukanlah orang yang hidup sesuai dengan sistem dunia ini. Kita hidup karena iman kita dalam Yesus Kristus. Kehidupan Iman harus kita jalani.  Hidup dalam ketaatan kepada Tuhan seperti kereta yang berada di dalam jalurnya. Jika kereta itu keluar jalur, akan sangat berbahaya.  Begitu juga dengan kita, kita harus terus hidup dalam jalurnya Tuhan, jika kita keluar dari jalurnya Tuhan, kita bisa menyimpang ke kanan dan ke kiri dan berbahaya sekali bagi kehidupan kita.
Iman timbul dari pendengaran Firman Kristus (Roma 10:17), mengapa pentingnya kita memberitakan Injil kepada orang lain, supaya orang lain juga dapat beriman kepada Tuhan. Kita bukan sales Injil yang memperindah Injil dengan kata-kata yang menarik.  Injil itu sendirilah yang membebaskan kita.  “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Filipi 2:5) Bukan pikiran saja yang ditaruh kepada Kristus tetapi perasaan kita.  Perasaan adalah suatu yang kuat yang dimiliki manusia. Jika kita dikucilkan dan ditolak, hal itu berbicara tentang perasaan kita.  Di dalam ketaatan tidak ada perasaan dan pikiran manusia lagi. jangan seperti Saul,  ketaatan Saul dibenci Tuhan. Saul memakai pikiran dan perasaannya.  1 samuel 15:6 Kita tidak bisa bermain dengan perasaan. Apa yang sudah difirmankan kita harus melakukannya dengan tepat dan tanpa dikurangi dan dilebihi.  Kita bukan taat untuk membuat Tuhan senang atau seakan-akan menolong Tuhan.  Saul sudah melanggar perintah Tuhan, dia ditolak menjadi raja.  Tuhan menguji hati kita.  Suatu ketaatan bukan karena tugas tetapi keinginan kita untuk berhubungan dengan Tuhan, Ia menginginkan hati kita.  Abraham taat karena ia memiliki hubungan dengan Tuhan.  Belajarlah sensitif apa yang Tuhan inginkan dalam hidup kita.   Tuhan inginkan kita menaklukkan perasaan dan pikiran kita di bawah kaki Kristus.  Filipi 2:7 Kita diajarkan terus sampai kita serupa dengan Kristus.  Kemuliaan bukan apa yang  dipandang baik oleh manusia tetapi apa yang diberikan Tuhan itu sempurna.
Setiap hamba Tuhan harus dikuduskan supaya menjadi hamba Kristus.  Iblis menipu kita seolah-olah bisa membagi hidup kita untuk Tuhan dan juga untuk dunia.
Kita adalah hamba Tuhan yang diambil dan dipisahkan dari dunia ini supaya kita menjadi taat kepada Kristus.   Ibrani 11:27 sesuatu yang tidak kelihatan secara mata jasmani itulah iman.   Orang yang terus dalam iman tidak akan lenyap.  Jika imanmu setengah-setengah kamu akan lenyap.  Jangan kita malu dengan berita ini. Dalam pemberitaan Injil ada kasih tetapi juga harus ada ketegasan. Banyak gereja yang menggantikan ketaatan dengan liturgi, kita dipanggil bukan untuk membuat KKR, persekutuan doa, atau paduan suara gereja tetapi kita dipanggil untuk taat memberitakan Injil dan melakukan kehendak-Nya. Jika kita berimanpun pasti ada pertentangan.  Mari kita mengejarnya sedemikian rupa seperti Yakub.  Perintah Tuhan bukan diberikan kepada gereja tetapi kepada setiap pribadi. Hanya orang-orang yng mengejarlah yang akan mendapatkannya. Mari kita terus beriman. Iman yang menuntun kita kepada ketaatan.
Sukaryo ksatria

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB