Beritakan Injil

Rabu, 13 Maret 2013 0 komentar

Beritakan Injil 

Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan dan orang benar akan hidup oleh iman (Roma 1:16-17).  Mari mengucap syukur karena oleh Injil kita dapat diselamatkan.  Kita yang diselamatkan adalah orang yang percaya penuh kepada Tuhan, bukan setengah-setengah.  Orang yang percaya bukan berarti sudah oke, karena pada nyatanya ada benih yang jatuh di empat jenis tanah yang berbeda-beda.  Ada yang jatuh di pinggir jalan, berbatu, semak belukar, dan tanah subur.  Tuhan menginginkan kita tidak hanya percaya dan menjadi Kristen, tetapi Ia ingin kita jadi anak-anak-Nya yaitu orang-orang benar yang hidup oleh iman oleh karena Injil.
Kita bisa beriman karena ada Injil yang dibagikan.  Sebagus-bagusnya kotbah atau sebanyak-banyaknya uang, kalau tidak beriman setiap hari ya percuma.  Harta di dunia, ngengat dan karat bisa merusakannya karena semuanya sementara.  Namun kenyataannya kita masih tinggal di dunia.  Banyak hal yang bisa membuat hidup kita tidak enak, karena itu carilah kerajaan Tuhan dan kebenaran-Nya supaya kita beroleh kekuatan untuk beriman setiap hari.  Tanpa beriman setiap hari, hidup kita tidak akan bahagia.
Kita juga harus beriman untuk memberitakan Injil kepada orang lain.  Kasih yang terbesar adalah kita memberitakan keselamatan ini kepada orang.  Kalau kita punya kasih, kita pasti mau membagikan firman Tuhan.  Kalau kita tidak punya kasih, pantas saja kita tidak mau membagikan firman itu.  Mari mulai memberi hidup kepada sesama kita.  Tuhan tidak mungkin memberi pencobaan yang melebihi kekuatan kita.  Berarti ada kekuatan yang tidak bisa kita hadapi, oleh karena itu Tuhan memberikan Penolong yaitu Roh Kudus.    
Zaman sekarang, banyak orang Kristen tidak memberitakan lagi tentang pertobatan seperti yang dibagikan Yohanes Pembaptis.  Mereka malah berbicara tentang hal yang aneh-aneh, tidak ada pertobatan lagi.  Jika kita sudah tidak lagi memberitakan Injil, pasti ada yang hilang dari dalam kita.  Sebagai orang yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali, kita harus berani memberitakan Injil kepada orang yang berdosa.  Mereka harus tahu bahwa hidup yang selama dihidupi adalah salah.  Kita tidak memberikan uang atau materi yang kelihatan di dunia, tetapi kita memberikan sesuatu yang kekal.  Mungkin mereka tidak menerima sekarang, tetapi mereka pasti ingat terus apa yang kita sampaikan.
Orang benar akan hidup oleh iman.  Misalnya ada sepasang suami istri dan salah satu dari mereka selingkuh.  Kemudian akhirnya masalah itu selesai, tetapi di dalamnya masih ada menuntut dan janji untuk tidak melakukan lagi.  Kalau beriman, maafkan ya maafkan, tidak perlu ada tuntutan atau janji seperti itu.  Sejak kita dilahirkan kembali, roh sudah diperbarui dan kita seharusnya menempatkan diri kita bahwa kita adalah milik Kristus.  Seperti contohnya Yesus.  Meski Ia dicela dan dianiaya, Ia tetap tenang karena Yesus menaruh emosi-Nya pada kekekalan.  Orang yang dewasa adalah orang yang bisa menaruh emosinya pada tempat yang benar.  Orang yang baru bertobat pasti semangat, Tuhannya benar, tetapi emosinya pada sesama belum tentu benar karena belum dewasa.  Oleh karena itu, semua kita yang bertobat dan dilahirkan kembali perlu dimuridkan.  Bukan rohnya, tetapi cara kita.  Misalnya orang-orang akmil, akpol, IPDN, mereka dilatih untuk mengendalikan emosinya.  Tahun pertama dan kedua mereka dihajar oleh senior, tapi tahun ketiga dan keempat tidak lagi dihajar.  Mereka dilatih untuk tidak bisa balas dendam dan mereka pun tidak akan balas dendam karena mereka akan memperlakukan hal yang sama pada junior mereka.  Bagi mereka orang yang balas dendam adalah orang yang tidak lulus,tidak tegas, dan tidak bisa menempatkan emosinya pada tempat yang benar.  Seorang pemimpin itu harus tegas, keras, dan berani, tetapi harus tahu memposisikan emosinya dengan benar.  Sama seperti mengikut Tuhan, kita harus menjadi orang yang kuat.
Mari kita lihat di Efesus 6:10-20.  Kita harus kuat di dalam kekuatan kuasa-Nya.  Kita kuat karena ada pemberitaan Injil.  Dimulai dari kita dilahirkan kembali dan hidup hari demi hari di dalam kekuatan kuasa-Nya.

Jangan sampai kita tidak tahu kekuatan kuasa-Nya.
Kita harus sadar bahwa kita telah diperlengkapi dengan senjata rohani.  Lalu untuk apa senjata rohani itu?  untuk melawan tipu muslihat Iblis.  Coba cek hidup kita, apakah ada tipu muslihat Iblis yang berusaha menipu kita.
Ada sebuah contoh, ditempat kerja yang bahaya seperti kapal tanker pasti ada alarm yang sering berbunyi.  Orang-orang yang bekerja di sana pasti sudah terbiasa dengan bunyi seperti itu.  Mereka sudah tahu kalau bunyi seperti ini berarti harus apa, kalau bunyi itu berarti harus bagaimana.  Emosinya sudah terlatih, meski tidurpun mereka pasti bangun jika ada alarm yang berbunyi.  Namun coba orang yang tidak terbiasa di sana, kalau tidak diberitahu, bisa-bisa banyak yang mati karena tidak terlatih.  Orang-orang yang terlatih pasti menjadi orang yang siap.  Sama seperti kalau kita ikut Tuhan.  Apabila kita tidak membaca firman Tuhan, kita bisa terheran-heran atau bertanya-tanya kok ikut Tuhan seperti ini.  Kita harus jadi kuat dan kenakan seluruh perlengkapan senjata Tuhan karena pasti ada tipu muslihat Iblis.  Ada Iblis yang berusaha menarik orang-orang benar untuk kembali kepada dosa dan menahan orang untuk bertobat.  Sadari hal itu dan ambil seluruh perlengkapan senjata Tuhan.  Selain itu, kita harus belajar bahwa ada hari jahat dimana kita bisa kalah kapan saja.  Temukan hari jahat itu dan jadilah kuat.
Bagaimana kita bisa melawan tipu muslihat Iblis?  Dengan memberitakan Injil.  Jangan takut karena Roh Bapa yang akan berkata-kata.  Kalau kita terus memberitakan Injil sebenarnya masalah pasti bisa dilewati.  Orang jadi bermasalah karena tidak memberitakan Injil.  Injil adalah kekuatan Tuhan yang menyelamatkan.  Selgrup-selgrup menjadi semangat karena terus memberitakan Injil.  Mari terus beritakan Injil!
Selain itu, berdoa juga buat orang-orang kudus.  Iblis berusaha menahan kita untuk tidak memberitakan Injil.  Karena pemberitaan Injillah yang ditakuti oleh Iblis.  Sejak awal kita bertobat dan dilahirkan kembali, kita ingin memberitakan Injil.  Seharusnya sampai sekarang kita terus seperti itu.  Kita harus menjelaskan (memberitakan Injil) kepada orang-orang dengan benar karena kalau tidak maka Iblis yang akan menjelaskan.  Kuncinya bukan hanya membaca firman Tuhan , tetapi melakukan.  Tanpa melakukan firman Tuhan maka kita adalah orang yang lemah.
Kita harus berani memberitakan Injil.  Dimulai dari kesaksian hidup kita karena tanpa tahu kehidupan kita maka mereka tidak akan mendengar perkataan kita.  Mari setiap hari buka jalan untuk Injil dapat diberitakan.  Orang yang membuka jalan adalah orang yang beriman karena dia tahu bahwa Tuhan hidup di dalamnya dan ada berita baik yang dia bawa untuk disampaikan.  Jangan gantikan pemberitaan Injil dengan nyanyian, loncat-loncat, atau kesatuan.  Karena yang ditakuti Iblis adalah pemberitaan Injil.  Hal yang paling menyenangkan setelah dilahirkan kembali adalah memberitakan Injil kepada orang lain.  ini adalah kesenangan yang kekal.  Selain itu, hati yang gembira juga.  Kalau tidak gembira segala sakit penyakit bisa masuk.  Banyak orang bisa kaya dan kelihatan bahagia, tapi tiba-tiba hanya karena keluar darah dari hidung, mereka divonis kanker.  Iblis bisa pakai hal seperti itu untuk menakuti kita.  Namun kita adalah orang yang sudah berbeda.  Kita sudah diberi dan diampuni oleh Tuhan sehingga tidak ada lagi yang bisa membuat kita takut dan kita bisa memberi dan mengampuni.
Kita harus mengatakan Injil yang seharusnya kita katakan.  Jangan katakan hal-hal yang menyenangkan manusia.  Sadari bahwa perkataan kita bisa memberkati orang lain, bahkan ketegasan kita bisa memberkati jemaat karena hal itu bisa menjaga kita untuk terus di dalam kebenaran.  Dan jadilah sensitif dalam mendengarkan Tuhan dan memperkatakannya.  Bukan untuk menunjukan kepada orang lain, tapi kita hanya menjadi orang yang taat pada Tuhan.  Terus berdoa juga supaya tidak kehilangan hasrat untuk memberitakan Injil.

Darwin E.Lontoh


0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB