Kita adalah hamba dan juga anak Tuhan (17 Maret 2013)

Minggu, 24 Maret 2013 0 komentar

Kita adalah hamba dan juga anak Tuhan

Kita adalah anak-anak Tuhan (Lukas 3:38).  Ketika kita dilahirkan kembali itulah kita dikembalikan menjadi anak Tuhan karena sebelumnya kita adalah anak Iblis.  Mengapa kita disebut anak Iblis?  Karena kita tidak mengikuti apa yang dikatakan Tuhan.  Meski sekarang kita adalah anak Tuhan, kita bisa tidak menjadi anak lagi kalau kita tidak mengikuti perintah-Nya.  Memang suatu anugerah Tuhan, kita bisa dipilih untuk menjadi anak-Nya.  Namun meski menjadi anak-Nya, tetap saja kita tidak bisa seenaknya.  Ini yang sering diajarkan oleh banyak orang Kristen, bahwa kita adalah anak Tuhan tapi lupa kalau kita juga hamba Tuhan.
Sebaliknya, kita yang sudah dilahirkan kembali, hanya diajarkan untuk menjadi hamba Tuhan yaitu memberitakan Injil terus, tanpa diingatkan kalau kita juga anak.  Kalau kita hanya menjadi hamba lalu dalam memberitakan Injil kita lemah, maka kita bisa saja berhenti di tengah jalan.  Namun jika kita sadar bahwa kita adalah anak Tuhan maka saat kita lemah kita bisa langsung bangkit.  Yesus adalah contoh bahwa Ia adalah hamba Tuhan dan juga anak Tuhan.  Yesus taat sampai mati di kayu salib, tapi Ia sadar kalau Ia juga anak.  Oleh karena itu, Yesus bisa menjadi hamba dan melakukan perintah Bapa sampai selesai.  Antara hamba dan anak ini harus seimbang.  Tidak ada yang lebih kuat atau lebih hebat.
Dalam perjalanan kekristenan, arti hamba ini disalahartikan.  Kalau ikuti saja apa yang ada di dalam firman Tuhan, pasti hal itu jadi mudah.  Karena tidak ada hamba yang berjalan dengan kekuatannya sendiri.  Dimulai dari kelahiran kembali, lalu ikuti yang Tuhan berikan maka itu jadi mudah.  Seperti gereja mula-mula yang dimulai dari rasul yang diutus oleh Tuhan.  “Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan untuk memberitakan Injil Allah.”  (Roma 1:1).  Di situ dijelaskan bahwa dimulai dari rasul yang dari Tuhan.  Rasul ini dipanggil untuk memberitakan Injil, yaitu untuk menjadi hamba Tuhan.  Namun rasul juga sebagai anak.
Sebagai anak, kita tidak bisa menggunakan kekanak-kanakan kita untuk datang Bapa.  Kita harus bisa menempatkan diri untuk bisa menjadi hamba dan anak Tuhan.  Yesus tidak menggunakan posisi-Nya sebagai anak dalam melakukan perintah Bapa, tapi Ia menjadi hamba dan taat sampai mati.  Begitu juga dengan Abraham, ketika ia diperintahkan Tuhan untuk membunuh Ishak, anaknya, ia taat dan percaya bahwa Tuhan sanggup membangkitkan anaknya.  Abraham tahu bahwa ia adalah hamba, tetapi ia juga tahu kalau ia adalah anak, yang mengerti bahwa Bapanya sanggup membangkitkan anaknya.  Kita perlu belajar untuk menjadi anak sehingga kita mempunyai kekuatan untuk menjadi hamba Tuhan.  Kalau kita anak lalu lakukan kesalahan, mana ada bapa yang tidak mau mengerti.  Namun kita harus tahu bahwa anak yang dikasihi bapanya pasti akan dihajar dan ditegor (Ibrani 12:6).  Kita harus bisa menempatkan diri sebagai anak Tuhan dan hamba Tuhan.

Ada tiga hal tentang hamba:
1.  Diakonos yaitu bertindak atau melayani dengan melakukan sesuatu untuk seseorang.  Di dalam Alkitab disebut diaken.  Dalam gereja lokal ada penatua, penginjil, pengajar, dll, jangan lihat mana yang lebih tinggi posisinya karena mereka semua adalah diaken.  Di dunia memang terbiasa dengan yang namanya senior-junior, tapi kalau di Alkitab memang ada yang harus dihormati karena dia diurapi khusus, seperti misalnya orang-orang Lewi.  Seperti juga Musa, pemimpin bangsa Israel, kalau bangsa Israel ikuti apa yang dikatakan Musa maka mereka selamat.  Sebaliknya, jika mereka melawan Musa berarti mereka melawan Tuhan.  Kemudian ada lagi, misalnya sebelum masuk ke gedung ini ada usher yang membersihkan dan mempersiapkan gedungnya.  Mereka melakukan itu bukan untuk gedung ini, tapi untuk orang-orang yang akan datang.  Atau ketika kita memberitakan Injil, menegur orang, menasehati orang, kita melakukannya bukan untuk diri sendiri tapi untuk seseorang.
2.  Dulos yaitu tunduk kepada otoritas sepenuhnya dari Kristus, seperti seorang budak kepada tuannya.  Seorang hamba bukan hanya melakukan sesuatu untuk diri sendiri, tapi dia juga tunduk pada Kristus.
Hamba ini seperti budak yang melayani manusia dan tidak mencari untung.  Dia diurapi untuk menjadi taat pada tuannya karena dia telah dibeli dan menjadi milik tuannya.  Seorang dulos mempunyai otoritas
karena tunduk pada otoritas.  Seorang hamba Tuhan juga memiliki otoritas karena dia menjadi budak atas Tuhan.  Menjadi budak di dalam Tuhan malah memiliki otoritas tertinggi.
3.  Liturgos yaitu bertanggung jawab kepada Tuhan.  Kenapa ada liturgi pada kebanyakan gereja?  Karena mereka bertanggungjawab atas tugas yang diberikan.  Mereka memastikan bahwa semuanya beres dan sesuai dengan yang sudah diatur oleh mereka.  Tanpa sadar mereka melakukan itu dengan ketakutan.  Takut salah kalau tidak sesuai dengan yang sudah diatur.  Tanggung jawab itu bukan dilakukan karena takut salah.  Tanggung jawab memang dilakukan seperti yang seharusnya dilakukan, jangan sampai menyimpang, tapi bukan berarti melakukannya dengan rasa takut salah.
Ketiga-tiganya harus ada dalam kita kalau kita mau menjadi hamba Tuhan, yaitu melakukan untuk seseorang, menjadi budak, dan bertanggungjawab.  Bertanggungjawab berarti ada takut akan Tuhan kalau tidak sesuai, tapi bukan takut salah.  Mari lihat perumpamaan tentang mina.  Orang yang diberi satu mina tidak melipatgandakannya karena ketakutan.  Berarti dia tidak bertanggungjawab karena dia tidak melakukan.  Kita ada dalam suatu tim di jemaat ini pun ada tanggung jawab, tidak bisa seenaknya.  Dalam bekerja juga ada tanggung jawab.  Misalnya atasan Saudara berkata dalam tiga bulan pekerjaan itu harus selesai, kalau tidak selesai Saudara bisa dipecat.  Lalu apakah Saudara akan santai-santai?  Pasti tidak.  Namun di dalam Tuhan tidak seperti itu.  Kalau Saudara tidak memberitakan Injil dalam enam bulan, Tuhan tidak akan mengambil semangat Saudara.  Daud adalah seorang yang dekat dengan Tuhan, tapi apakah dia bisa hidup seenaknya?  Yang pasti tidak.  Memang dia pernah berdosa, tapi kemudian dia sadar dan sungguh-sungguh kembali kepada Tuhan.

Kembali kita lihat ketiga hal di atas.  Kita tetap ada yang namanya dimuridkan.  Menjadi anak pun tidak bisa hidup seenaknya karena anak yang dikasihi bapanya pasti dihajar oleh bapanya.  Kita dimuridkan dan direndahkan menjadi budak, tapi kita mendapatkan otoritas.  Kalau cara dunia, semakin tinggi posisinya semakin kita punya otoritas.  Namun jika di dalam Tuhan, semakin kita menjadi budak (dulos) semakin kita mendapat otoritas tinggi.  Kita bisa melihat Yesus sebagai contohnya.  Menjadi hamba bukan untuk kelihatan bagus dan dilihat orang, tapi fokus kita kepada Tuhan.

Ada tiga hal lagi tentang hamba dan juga anak:
1.  Complete submission to His Lordship (Penundukan total kepada keTuhanan-Nya).
2.  Complete Servanthood to His people (Hati yang total untuk melayani).
3.  Complete separation from the world system (Pemisahan total dari sistem dunia).

Kita benar-benar tunduk pada Tuhan dan melayani bukan untuk diri sendiri.  Kita melayani bukan untuk mendapat imbalan, tapi kita sudah mendapatkannya dari Tuhan.  Menjadi hamba berarti menjadikan Tuhan nomor satu.  Kemudian kita memberitakan Injil, menguatkan satu sama lain karena kita punya tanggung jawab.  Kalau kita tidak mau lakukan berarti kita hanya penonton yang mau enaknya saja dan keinginannya dipuaskan, tanpa melakukan tanggung jawab.  Kita memang tidak bisa hidup dengan cara dunia.  Tapi bukan berarti kita tinggalkan semuanya seperti tidak kerja dsb.  Ikuti saja apa yang Tuhan perintahkan dan uji Dia, apakah Tuhan tidak akan memberkatimu?  Orang-orang akan melihat dan bertanya cara hidup kita yang berbeda karena kita mengikuti cara Tuhan.  Dari situlah kita bisa memberitakan Injil kepada mereka.  Ingat bahwa untuk menjadi hamba Tuhan, kita harus melayani orang lain, menjadi budak Tuhan, dan melakukan tanggung jawab.  Namun ingat juga kalau kita anak sehingga kita mempunyai kekuatan untuk menjadi hamba itu.

Darwin E. Lontoh

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB