Corpus delicti

Selasa, 12 Maret 2013 1 komentar
Corpus Delicti

Kita akan berbicara tentang doa peperangan terhadap Iblis. Namun banyak orang Kristen tidak mengerti bagaimana doa peperangan ini.  Seperti misalnya ketika orang Kristen berusaha mengusir Iblis keluar dari seseorang.  Coba kita renungkan sejenak, kira-kira kemana Iblis pergi?  Bukankah Iblis masih di dunia?  Mereka bisa berdoa “Iblis, kembali kau ke neraka, aku meteraikan pintu neraka”, seolah-olah otoritas mereka sudah melebihi Tuhan.  Mengapa bisa dikatakan hal ini seperti melebihi otoritas Tuhan?  Mari kita lihat dalam Matius 8:28-32.  Ada dua orang yang kerasukan setan dan bertemu dengan Yesus.  Waktu itu mereka berkata,”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?”  Segala sesuatu ada waktunya.  Iblispun ada waktunya.  Kita tidak bisa dengan gampangan mengusir Iblis dan menyuruhnya ke neraka.  Di cerita itupun, Yesus mengusir Iblis untuk pergi ke babi-babi, bukan ke neraka.  

Dahulu ada perjanjian antara Tuhan dan Iblis di sorga.  Waktu itu, Lusifer ingin menjadi sama seperti Tuhan, tetapi keinginannya tidak bisa terjadi.  Lalu Lusifer dengan sepertiga malaikat memberontak kepada Tuhan dan pergi dari sorga.  Di situ ada perjanjian bahwa mereka tidak bisa ke neraka sebelum waktunya.  Oleh karena itu, Yesus tidak bisa begitu saja mengusir Iblis ke neraka.  Kadang, orang-orang Kristen seakan-akan lebih powerful daripada Tuhan karena berani mengusir Iblis ke neraka.  Kita harus pelajari firman Tuhan, renungkan dengan sungguh-sungguh sampai kita mengerti.  Jangan hanya membaca dan dilewatkan begitu saja.  

Sekarang pertanyaannya, kapan Iblis ke neraka (2 Petrus 3:10)?  Mari lihat dari mulanya dan kita akan belajar step by step.  Ketika Lusifer dan sepertiga malaikat memberontak , mereka tidak langsung dihukum oleh Tuhan.  Mengapa bisa seperti itu?  Kita akan lihat dari sebuah contoh.   Ada polisi yang menilang seorang pengemudi mobil.  Pengemudi itu telah melanggar lampu lalu lintas.  Ketika diberhentikan oleh polisi itu, pengemudi berkata bahwa ia sedang buru-buru maka saat lampu merah menyala ia tetap berjalan.  Namun apapun alasannya, sudah ada aturan yang menyatakan bahwa melanggar lampu merah adalah salah dan harus ditilang.  Seluruh orang pun tahu akan hukum itu.  Hukum itu sudah tertulis, sah, dan diakui oleh seluruh masyarakat.  Namun mengapa ketika Lusifer memberontak tidak langsung dihukum?  Karena waktu itu belum ada hukum tertulis di sorga yang menyatakan bahwa Lusifer harus menyembah Tuhan saja.  Karena itu, apa yang dilakukan Lusifer belum terbukti sebagai sebuah kesalahan.  
Kemudian Tuhan (Bapa) berkata kepada Iblis bahwa akan ada pribadi yang taat kepada-Nya.  Setelah itu, Bapa menciptakan Adam dan Hawa.  Setiap hari, Bapa bertemu mereka di taman Eden.  Tuhan melatih dan memuridkan mereka.  Dan Tuhan meciptakan manusia dengan kehendak bebas karena Ia tidak menciptakan robot.  Manusia benar-benar dibentuk setiap hari.  Seperti halnya kita setiap hari dibentuk oleh Tuhan.  Kita harus digesek, diasah, dipoles oleh Tuhan supaya menjadi pribadi yang sesuai dengan keinginan Tuhan.  Setiap kita harus menjadi orang yang berkarakter, tidak hanya berapi-api, tetapi juga menjadi orang yang cerdas rohani.  

Kembali kepada Adam dan Hawa.  Kemudian, waktu itu Iblis datang kepada Hawa dan menawarkan sesuatu yang instan kepada Hawa untuk menjadi sama seperti Tuhan.  Mungkin karena manusia berpikir bahwa pemuridan Tuhan lama maka ia memilih untuk mengikuti cara yang diberikan oleh Iblis.  Terlihat bahwa manusia memang sombong dan tidak sabar untuk dimuridkan, karena itu mereka mencari yang instan.  Adam dan Hawa akhirnya gagal menjadi manusia yang taat kepada Tuhan.   Namun kemudian Adam yang kedua yaitu Yesus bisa menjadi pribadi yang taat sampai mati kepada Bapa.  Yesus diciptakan sama seperti manusia lainnya.  Ia mempunyai kehendak bebas, 100% manusia, tetapi juga 100% Tuhan. Yesus harus dianiayadan menanggung dosa seluruh manusia, tetapi Ia tetap taat sampai mati kepada Bapa.  Coba seandainya kita di dalam posisi seperti Yesus.  Apakah kita mau menyerah seperti Adam dan Hawa (dengan cara instan) atau seperti Yesus yang tetap taat sampai mati.  
Waktu Yesus disalib, Bapa tidak bersama-sama dengan Yesus.  Mengapa? Karena Bapa begitu kudus dan waktu itu Yesus menanggung dosa seluruh manusia.  Bapa tidak bisa bersama-sama dengan Yesus karena begitu jijiknya Yesus waktu itu.  Yesus sampai berkata “Eli, Eli, lama sabakhtani?” yang artinya Tuhanku, Tuhanku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?  Kalau Saudara berada di posisi Yesus saat itu, apa keputusan yang Saudara ambil dengan kehendak bebas yang diberikan?  Kalau Yesus, Ia taat total sampai mati kepada Bapa.  Tindakan ini disebut sebagai Corpus Delicti.  
Corpus Delicti adalah suatu fakta yang membuktikan bahwa sebuah 
kesalahan telah dilakukan.  Yesus bisa menjadi manusia yang taat sampai mati
Ini membuktikan kepada Iblis bahwa ketidaktaatannya adalah suatu kesalahan.  Ada pribadi yang taat total sampai mati kepada Bapa.  Apa yang Bapa katakan kepada Iblis bahwa akan ada pribadi yang taat, telah nyata terjadi.  Ini sebagai bukti bahwa apa yang dilakukan Iblis adalah salah dan Iblis tidak dapat membantahnya.  
Yesus bisa melakukannya, lalu bagaimana dengan kita yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali?  Kalau kita mau akui, kita pasti masih bisa melakukan dosa, mengutamakan karir daripada Tuhan, mungkin masih nyontek untuk nilai bagus, dsb.  Namun anugerah diberikan dengan cuma-cuma bukan untuk dimain-mainkan.  Kita harus berusaha hidup saleh seperti yang tertulis dalam  2 Petrus 3:11.  Kita harus sadar sejak bertobat dan dilahirkan kembali ada dua tugas diberikan Tuhan kepada kita yaitu menantikan kedatangan Tuhan dan mempercepat kedatangan Tuhan (2 Petrus 3:12).  
Apa yang kita lakukan ketika menantikan kedatangan Tuhan?  yaitu mengerjakan keselamatan (Filipi 2:12-16).  Sambil menantikan kita tidak bisa bersantai-santai, tetapi kita harus bekerja.  Setiap hari kita harus membangun iman, membangun karakter, menjaga api, dll.  Corpus Delicti adalah taat total sampai mati.  Setiap hari, kita harus membangun diri terus-menerus.  Jangan sampai minyak kita habis dan api kita padam.  Ingat bahwa Tuhan datang seperti pencuri, jadi kita harus berjaga-jaga setiap hari.  Banyak orang yang awalnya berapi-api, tetapi kemudian mengundurkan diri. Dengan kata lain menjadi kompromi.  Seperti misalnya seorang hamba Tuhan yang mengejar jumlah jemaat banyak, tapi kemudian ujung-ujungnya uang.  Ini berarti setelah jemaat bertumbuh, dia menjadi missing the mark.  Maksudnya kehilangan tujuan utamanya.  Satu persen saja kita kompromi, berarti kita missing the mark.  Kurang satu centimeter saja, tetap missing the mark.  Namun banyak hamba Tuhan mengajarkan banyak seminar, terobosan, kesuksesan, tetapi sebenarnya mereka mengajarkan untuk cinta akan uang.  Ini sasarannya menjadi tidak tepat.  Pengajarannya sudah dikompromikan.  Secara tidak langsung bukan Tuhan yang utama, tetapi uang.  Ketika kita missing the mark berarti kita bukan Corpus Delicti.  Jika menjadi Corpus Delicti, kita tidak hanya masuk sorga, tetapi juga memerintah bersama Tuhan.  
Kita harus tahu bahwa bumi akan dihancurkan (2 Petrus 3:12-14).  Orang bisa bangga dengan dunia, tetapi sebenarnya dunia telah dijual kepada Iblis.  Coba lihat ketika Yesus dicobai, Iblis berjanji memberikan dunia dan segala isinya jika Yesus mau menyembah Iblis.  Cinta akan uang adalah akar dari segala kejahatan.  Karena harta orang bisa berbuat jahat.  Karena kekayaan orang bisa berubah.  Bukan hanya berkat, kesembuhan, yang membuat Iblis takut.  Namun memenangkan, memuridkan, mengutus,melatih orang, ini yang membuat Iblis gentar.  Karena orang-orang yang seperti ini adalah orang-orang yang mempercepat kedatangan Tuhan.  
Kedatangan Tuhanlah yang Iblis takuti karena saat itu adalah waktu dimana Iblis harus dihukum dan diusir ke neraka.  Kita lihat di Matius 28:19-20.  Tuhan mengutus murid-muridnya untuk memberitakan Injil di waktu terakhir sebelum Ia naik ke sorga.  Bayangkan saja seperti seseorang yang akan meninggal, ia pasti berkata-kata sesuatu yang penting.  Begitu juga Tuhan, berarti perintah itu penting karena Tuhan berkata-kata di waktu-waktu terakhir.  Apabila kita menjadi Corpus Delicti yang sungguh-sungguh taat dan setia maka kita juga akan mencetak Corpus Delicti.  Dengan memberitakan Injil dan mencetak Corpus Delicti, ini akan mempercepat kedatangan Tuhan.  Apabila kuota Corpus Delicti sudah cukup maka Tuhan akan segera datang.  Maka dari itu, jangan terlena dengan dunia.  Pikirkan perkara-perkara yang di atas.  Kalau kita sudah berkata percaya ya percaya saja.  Kata believe dan trust artinya sama-sama percaya, tetapi artinya beda.  Ada cerita seorang hamba Tuhan akan menyeberang di atas tali dari satu hotel ke hotel lainnya, banyak orang percaya.  Kedua, ia menyeberang dengan sepeda dan orang masih percaya.  Lalu yang ketiga, ketika hamba Tuhan itu menawarkan kepada orang-orang untuk ikut bersama dia menyeberang, tidak ada satupun yang mau.  Namun ada satu anak kecil yang mau ikut menyeberang bersama dia dengan segala resiko yang bisa terjadi.  Tindakan menyeberang yang pertama dan kedua bisa dikatakan bahwa orang-orang itu believe, tapi yang ketiga baru dikatakan orang itu trust.  Percaya tidak hanya sekedar melihat dan menjadi penonton saja, tetapi percaya adalah mau ikut bersama-sama dengan-Nya apapun resikonya.  Mengapa orang yang ketiga mau percaya?  Karena dia adalah anaknya.  Ketika kita sadar bahwa kita adalah anak Tuhan maka kita akan trust kepada-Nya.  Kita benar-benar percaya karena kita anak-Nya.  Mari pegang Tuhan sampai selamanya.  Kita adalah Corpus Delicti dan akan mencetak Corpus Delicti lainnya supaya kedatangan Tuhan cepat dan Iblis segera dimasukkan ke dalam neraka. 

Pdt. Bakrie- JKI NWCC (New Wine Christian Church) Lampung     

1 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB