Identitas kita di dalam Kristus

Minggu, 17 Maret 2013 0 komentar

Identitas kita di dalam Kristus

Tuhan pasti mencurahkan segala sesuatu bagi anak-Nya.  Bahkan dalam Yohanes 3:16, Tuhan memberikan anak-Nya yang tunggal karena Ia mengasihi dunia, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa tapi memperoleh hidup yang kekal.  Kita pun diberi hak untuk dipanggil sebagai anak Tuhan apabila kita percaya.  Tuhan mau memberikan kepada kita bukan karena melihat apa yang kita lakukan karena saat kita masih berdosa Ia sudah memberikan anak-Nya.  Semua yang Tuhan lakukan karena kasih-Nya yang besar dan Ia mempunyai tujuan untuk hidup kita.

Kita diselamatkan oleh kasih karunia Tuhan melalui iman (Efesus 2:8).  Itu bukan hasil usaha kita sehingga tidak ada yang bisa memegahkan diri karena kita adalah ciptaan Tuhan.  Kita adalah ciptaan (buatan) Kristus untuk melakukan pekerjaan baik yang telah dipersiapkan Tuhan sebelumnya.  Tuhan juga memberikan kasih karunia melalui iman supaya kita bisa hidup dalam pekerjaan baik yang telah Ia persiapkan.
Anak berarti berbicara tentang ahli waris; warisan.  Kalau kita mengerti apa yang Tuhan berikan kepada kita maka dari situlah kita tahu siapa kita di dalam Kristus.  Identitas dalam Kristus itu sangat penting.  Waktu kita pegang kuat-kuat apa yang Tuhan berikan maka itu mengubah hidup kita sepenuhnya dan mengubah apa yang kita lakukan ke depan.

Ada tiga mata yang kita pakai untuk hidup di dalam Kristus.  Pertama adalah pengenalan (recognizing).  Ketika kita membaca firman Tuhan, kita mendapat suatu pengenalan atau kesadaran tentang Tuhan.  Apabila pengenalan itu hanya berhenti di pikiran maka itu hanya akan menjadi pengetahuan saja.  Namun ketika pengenalan itu sampai ke dalam hati kita, baru itu menjadi pewahyuan (revelation).  Dari pengenalan sampai kepada pewahyuan merupakan suatu perjalanan dalam hidup kita.  Meski terkadang perjalanan itu tidak enak atau kadang kita tidak mengerti, tapi kita harus ingat bahwa Tuhan ada bersama-sama dengan kita.  Sebenarnya dalam perjalanan yang seperti itu, Tuhan membawa kita ke tempat yang lebih tinggi lagi.  Kita akan semakin sadar bahwa kita adalah anak-Nya dan berhak menerima warisan yang kekal.  Kemudian kita akan membawa kerajaan Tuhan keluar dan memberitakannya kepada banyak orang.  Kita berani mengekspresikan kerajaan Tuhan itu karena roh yang kita miliki adalah roh yang sama yang membangkitkan Kristus dari kematian.  Dalam kitab Galatia, Paulus berkata bahwa ia telah disalibkan di dalam Kristus sehingga bukan dia lagi yang hidup melainkan Kristus yang hidup di dalamnya.  Paulus menyalibkan dirinya pada salib, demikian juga itu yang kita lakukan.  Kita datang pada salib itu dan mati.  Segala dosa, keinginan daging kita dimatikan pada salib itu.  Dan kemudian kita bangkit seperti Yesus bangkit.  Waktu kita lewati salib maka kita memperoleh kebangkitan di dalam Kristus.

Ada satu kesalahan yang pernah saya lakukan.  Ketika saya sudah mendapat pengenalan akan Tuhan, saya datang setiap hari kepada salib itu dan berkata bahwa saya berdosa.  Namun kemudian saya sadar kalau saya harus melewati salib itu dan berjalan dalam kebangkitan.  Hidup di dalam Kristus, saya tidak lagi dilihat sebagai pendosa, tetapi saya telah dibenarkan di dalam Yesus.  Ada anugerah Tuhan dan telah dibasuh oleh darah-Nya.

Di dalam Alkitab, ada sekitar tujuh kali Tuhan menyebut dirinya dengan kata “Aku”.  Saat Tuhan berkata “Aku”, itu sama seperti yang Ia katakan pada zaman Perjanjian Lama ketika Ia bertemu dengan Musa.  Waktu itu Musa bertanya, “siapa yang mengutus aku” dan Tuhan menjawab “Aku adalah AKU”.  Aku adalah dahulu, sekarang dan sampai selamanya.  Aku adalah roti hidup.  Aku adalah terang dunia.  Aku adalah hidup.  Aku adalah kebenaran.  Aku adalah jalan.  Aku adalah kebangkitan.

Kita tidak akan mendapat kebangkitan tanpa melalui salib, begitu juga sebaliknya.  Dimulai dari kita datang dengan pertobatan dan kemudian kita dijadikan anak-anak Tuhan yang telah dibasuh oleh darah Anak Domba dan ditemukan benar di hadapan Tuhan.  Kebangkitan Yesus Kristus menggenapi firman Tuhan (2 Korintus 5:17).  Dosa diselesaikan sekali untuk selama-lamanya dan pintu pertobatan dibuka selebar-lebarnya bagi orang yang mau percaya karena dikatakan Dia adalah pintu.
Sekarang kita sudah mempunyai hidup yang baru (Roma 6:4).  Kita telah dilahirkan kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus (1 Petrus 1:3).  Jadi kita sekarang mempunyai fokus yang baru, bukan lagi melihat masa lalu (Kolose 3:1-5).  Kita memiliki kepercayaan diri yang baru sehingga kita tidak perlu malu lagi (Roma 8:1, 34-37; Efesus 3:12; Filipi 4:13).
Waktu kita sadar akan pengenalan dan pewahyuan maka kita tahu bahwa Kristus hidup di dalam kita.  Hal itu mengubah hidup kita sepenuhnya.  Kita masuk dalam kehidupan yang baru dan sadar posisi kita di dalam Kristus.  Oleh kasih karunia, kita juga mulai berjalan pada apa yang telah Tuhan persiapkan sebelumnya.  Di dalam Efesus 2:6, dikatakan bahwa Yesus dibangkitkan dan duduk di sebelah kanan Bapa.  Sesuatu yang luar biasa.  Hal itu juga berbicara kepada kita.  Kita didudukan di sebelah kanan Bapa setelah kita dibangkitkan bersama Yesus Kristus.  Kebangkitan itu memberikan kita kuasa dan otoritas.
Kuasa kebangkitan ini semakin lama semakin besar (Efesus 1:17-23).  Tidak ada batasan, tidak bisa diukur, tidak ada awal, dan tidak ada akhirnya.  Tidak ada kuasa manapun yang bisa menyamai kuasa kebangkitan ini.  Dan kuasa kebangkitan inilah yang sekarang tinggal di dalam kita untuk membawa kabar baik bagi banyak orang.

Setelah pengenalan dan pewahyuan, ada mata yang ketiga yaitu tanggungjawab (responsibility).  Kita tahu ada amanat agung yaitu pergi dan beritakan Injil bahwa kerajaan Tuhan sudah dekat.  Lalu bagaimana kita wujudkan kerajaan Tuhan dalam kehidupan nyata?  Kita lihat dahulu apa itu kerajaan Tuhan dalam Roma 14:17.  Kerajaan Tuhan berbicara tentang kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita.  Kebenaran berbicara bahwa kita telah diselamatkan, dibenarkan, dan dibangkitkan sehingga kita bisa berjalan bersama-sama dengan Tuhan.  Kemudian damai sejahtera, kita sudah dibebaskan dan tidak ada kuasa manapun yang bisa memisahkan kita dari kasih Kristus.  Kadang dalam pikiran kita ada penindasan, peperangan, tapi kita harus tahu bahwa kita sudah merdeka.  Kita mempunyai kebangkitan dan damai sejahtera.  Semua itu diberikan dengan kelimpahan.

Lalu sekarang apa tanggungjawab kita?  “… Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.”  (1 Timotius 4:12).  Hati kita seharusnya terfokus pada hal-hal ini.  Apa yang tertulis di atas adalah hal-hal yang nyat, yang bisa dilihat oleh orang lain.  Seperti itulah kehidupan kekristenan setiap hari.  Kita tidak hanya membagikan pengetahuan, tetapi hidup yang nyata karena kita telah mengalaminya.
Yang pertama tentang perkataan.  Apakah kita banyak bersungut-sungut atau mengeluh?  Seharusnya perkataan yang kita keluarkan adalah murni karena perkataan yang tidak benar bisa menjadi masalah bagi hidup kita maupun orang lain.  Kita perlu menjaga perkataan kita.
Kemudian dalam tingkah laku.  Kita adalah duta-duta besar Kristus.  Kita adalah orang yang mewakili Tuhan di dunia ini.  Kalau kita berani memperkatakan kebenaran, tapi hidup kita kacau maka apa yang orang katakan tentang kita?  Kita harus menunjukan kasih yang nyata pada orang-orang yang belum diselamatkan.  Kita telah memiliki kebenaran, damai sejahtera, dan sukacita, itulah kerajaan Tuhan yang ada dalam kita dan kita harus keluarkan pada banyak orang.  Inilah identitas kita di dalam Kristus.  Tanpa kita sadari identitas itu maka hidup kita jadi kabur atau tidak jelas, tercemar.  Namun apabila kita mengerti, kita tidak perlu mengusahakan dengan kekuatan sendiri karena itu adalah pekerjaan Tuhan dalam kita.

Nick Petroulias– Life to The Nation Church, Australia  



0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB