CATATAN KHOTBAH MINGGU, 12 Agustus 201

Sabtu, 25 Agustus 2012 0 komentar

CATATAN KHOTBAH MINGGU, 12 Agustus 2012

Hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh

Darwin Egan Lontoh
 Setelah bertobat dan dilahirkan kembali, kita hidup oleh Roh.  Kita adalah surat Kristus yang ditulis dengan Roh dari Tuhan yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia dan kita adalah pelayan-pelayan dari suatu perjanjian baru, yang terdiri dari Roh (2 Korintus 3:2-8).  Orang-orang suka memuji-muji hal-hal yang hebat secara lahiriah.  Itu karena mereka tidak tahu tentang Roh.  Dalam Kitab Ibrani pasal 10, rasul Paulus sampai menjelaskan perbedaan hidup antara zaman Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru.  Kita perlu sungguh-sungguh mengerti bagaimana hidup oleh Roh.  Dan tidak hanya hidup oleh Roh, tetapi juga dipimpin oleh Roh. 
Tidak ada orang yang dapat mengerti bagaimana hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh jika ia tidak dilahirkan kembali.  "…Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Yohanes 3:3,5).  Air melambangkan firman Tuhan.  Namun tidak cukup bertobat dan dilahirkan kembali, karena setelah bertobat lahir baru, harus hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh.  Seorang atlet bulutangkis tidak perlu melakukan latihan pembesaran badan.  Atlet angkat besi atau binaragawanlah yang perlu melakukan latihan seperti itu.  Atlet bulutangkis harus melakukan latihan yang menghasilkan postur tubuh yang ramping dan gesit.  Setelah bertobat lahir baru, ‘latihan’ yang harus kita ambil adalah hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh.  Kalau kita tidak terus menerus hidup dan dipimpin oleh Roh, lama-lama kita jatuh kepada berjalan menggunakan logika, bukan lagi Roh.   
“…Yang pertama Ia hapuskan, supaya menegakkan yang kedua.” (Ibrani 10:6-9).  Yang pertama, yaitu korban dan persembahan (cara-cara hukum Taurat) harus dihapuskan oleh Kristus supaya menegakkan yang kedua, yaitu Diri-Nya sendiri yang datang untuk melakukan kehendak Tuhan.  Kita juga menyerahkan diri kita untuk melakukan kehendak Bapa, sama seperti Yesus.  Apa saja kehendak Tuhan?  Memberitakan Injil, menyembuhkan orang sakit, dan sebagainya.  Meskipun secara daging kita tidak suka, tetapi secara roh kita suka, memberitakan Injil misalnya. 
Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.  Untuk Injil inilah kita ditetapkan sebagai pemberita (2 Timotius 1:10-11)!  Hidup yang tidak binasa apa yang dimaksud?  Yaitu hidup oleh Roh.  Menginjil atau menjangkau akan membuat kita pusing kalau kita memakai strategi buatan kita.  Karena seharusnya dengan hidup dan dipimpin oleh Roh.  Jangan sampai kita ditipu oleh Iblis disini, yaitu tidak berjalan dengan Roh lagi, tapi dengan pikiran kita!
Iblis bekerja dengan jalan menyesatkan pikiran kita (2 Korintus 11:3).  Apakah hati kita mengasihi Tuhan?  Ya, tidak diragukan lagi.  Namun kita perlu waspada terhadap pikiran kita, karena Iblis bisa membuat pikiran kita menentang Tuhan.  Apakah Hawa mengasihi Tuhan?  Ya, tapi pikirannya yang diperdaya oleh ular.  Saat Yesus menegor murid-murid-Nya karena tidak percaya (Matius 17:20), pikiran merekalah yang tidak percaya.  Namun hati mereka mengasihi Yesus.  Hati kita sebenarnya mau setia kepada Tuhan, tetapi bisa-bisa pikiran kita tercemar atau terpengaruh oleh hal lain selain Tuhan.  Kalau roh kita kuat, kita akan bisa menyingkirkan pikiran yang tidak benar tersebut.  Kasih kita kepada Tuhan memang tidak ditentukan oleh pikiran kita.  Namun kalau pikiran kita terus menerus tidak percaya atau tidak mau mendengarkan Tuhan, lama-lama hati kita bisa keras!   
Orang-orang yang belum bertobat lahir baru tidak bisa mendapatkan janji-janji Tuhan yang ada dalam Perjanjian Baru, karena itu harus kita Injili agar mereka bertobat lahir baru dan mendapatkan janji-janji tersebut.  Dalam sebuah buku dijelaskan bahwa ketika seseorang mendengar Injil, meskipun ia tahu bahwa itu benar, ia tidak mau hidup di dalamnya-hanya Tuhan sendiri yang tahu kapan waktunya mereka bertobat.  Karena ada benteng, ia sudah punya kebenaran sendiri.  Ada Yesus yang lain, injil yang lain, atau roh yang lain (2 Korintus 11:4), jadi tergantung mana yang menguasai mereka.  Kita pun harus berhati-hati agar pikiran kita tidak disesatkan oleh berita tentang Yesus yang lain atau agar tidak menerima roh yang lain atau Injil yang lain!
Kalau kita mau hidup oleh Roh, ada yang harus diusir (Galatia 4:29-30), ada yang harus dihapuskan (Ibrani 10:9).  Hidup oleh Roh itu tidak main-main, karena itu rasul Paulus sampai mengatakan terkutuk jika ada orang yang memberitakan injil yang lain (Galatia 1:8-9).  Segala sesuatu yang berbeda dengan Yesus telah diberitakan kepada kita atau roh atau Injil yang telah kita terima, harus kita usir!  Daging bermain di pikiran, tetapi kita bisa menundukkan pikiran kita kepada Kristus, itulah hidup oleh Roh.  Pikiran ada juga yang baik, misalnya menolong orang dan itu tidak apa-apa.  Yang dimaksud dengan menundukkan pikiran di atas adalah pikiran yang berlawanan dengan apa yang dikatakan Roh, sekalipun itu baik. 
“…hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging...” (Galatia 5:16-17).  Setiap kali kita mengikuti keinginan Roh, sebenarnya pikiran kita tidak suka.  Murid-murid Yesus dahulu juga pasti awalnya susah hidup oleh Roh, mengalahkan pikiran mereka.  Karena dalam Kisah para Rasul 4:29-31 diceritakan bahwa mereka berdoa minta keberanian.  Namun pasti lama-lama mereka bisa hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh, karena sudah menjadi gaya hidup.  Sekarang kita secara jemaat sedang kembali pergi memberitakan Injil bersama-sama.  Awalnya kita juga ada ketakutan, karena itu kita perlu minta keberanian.  Namun kalau nanti kita sudah berani, kita tidak perlu berdoa sama seperti pada waktu kita belum berani.  Kita minta keberanian karena pada saat itu kita masih takut.  
“Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat.” (Galatia 5:18).  Tidak hanya hidup oleh Roh, tapi juga dipimpin oleh Roh.  Harus keduanya.  Kalau salah satu saja, misalnya hidup oleh Roh tapi tidak dipimpin oleh Roh, kita bisa menjadi orang yang hidup baik atau tidak menuruti nafsu, tapi kita tidak menginjil karena hidup di bawah hukum Taurat.  Atau kalau dipimpin oleh Roh tapi tidak hidup oleh Roh, kita bisa semangat menginjil tetapi masih suka hidup menuruti keinginan daging.  
Ada perbuatan daging, ada juga buah Roh (Galatia 5:19-23).  Buah yang baik seperti kasih, kesabaran, kemurahan, dll bisa berasal dari manusia, bukan dari Roh.  Namun kalau kita bisa melakukan sesuatu yang baik yang sebenarnya kita tidak bisa, itu berarti berasal dari Tuhan.  “Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,” (Galatia 5:24-25).  Hidup oleh Roh, ada dua hal yang harus diatasi, yaitu daging dan hukum Taurat.  Hukum Taurat adalah cara, berarti bisa dihapuskan.  Kalau daging, akan tetap ada bersama kita selama kita hidup, karena itu harus disalibkan setiap hari. 
Ada tiga hal yang harus kita lakukan saat kita mengikut Yesus: 1) membenci bapa ibu, isteri, anak-anak, saudara-saudara laki-laki atau perempuan kita, bahkan nyawa kita sendiri, 2) memikul salib, 3) melepaskan diri dari segala milik (Lukas 14:26-27,33).  Yang pertama atas adalah keputusan hati kita untuk mencintai Tuhan, Tuhan menjadi nomor satu.  Ini bicara tentang kita punya otoritas.  Membenci bapa ibu atau keluarga kita bukan berarti benci atau tidak hormat, tetapi artinya adalah mereka tidak bisa menjadi yang nomor satu dalam hidup kita.  Yang kedua adalah harus hidup oleh Roh!  Memikul salib sama dengan menyalibkan daging kita, hidup oleh Roh (Galatia 5:24).  Yang ketiga adalah melepaskan kepemilikan kita.  Ketiga hal ini harus kita lakukan.  Kalau salah satu saja maka bisa terjadi misalnya: ada orang yang punya otoritas kuat (misal bisa mengusir Iblis, menyembuhkan orang sakit) tapi lemah (menuruti hawa nafsu) karena tidak menyalibkan daging setiap hari atau hidup oleh Roh; atau ada orang yang punya otoritas kuat dan ia hidup oleh Roh, tetapi ia tidak mau melepaskan kehidupan bisnisnya (menomorsatukan bisnis di atas Tuhan).  Kita tidak tahu bagaimana petunjuk (manual) atau definisi bagaimana hidup oleh Roh.  Oleh karena itu kita harus mendengarkan apa yang dikatakan oleh Tuhan melalui Roh-Nya. 
Mengapa kita bisa menyalibkan daging kita?  Karena Kristus Yesus sudah menyalibkan daging kita di kayu salib dua ribu tahun yang lalu, sehingga sekarang kita bisa menyalibkan daging kita.  Pertukaran pada kayu salib :
1. Yesus dihukum supaya kita diampuni
2. Yesus disakiti supaya kita disembuhkan
3. Yesus dijadikan dosa oleh dosa kita supaya kita dijadikan benar oleh kebenaran-Nya
4. Yesus menjalani kematian bagi kita supaya kita menerima kehidupan-Nya
5. Yesus mengalami kemiskinan kita supaya kita menikmati kelimpahan-Nya
6. Yesus menanggung rasa malu kita supaya kita menerima kemuliaan-Nya
7. Yesus menanggung ketertolakan kita supaya kita diterima oleh Bapa
8. Yesus menjadi suatu kutuk supaya kita menjadi berkat
Kita harus mengingat semua ini setiap hari supaya kita menjadi orang-orang yang terlepas.  Iblis berusaha menipu kita dengan membuat kita berpikir bahwa kita tidak perlu memikul salib lagi karena Yesus sudah melakukannya bagi kita.  Itu salah, kita harus memikul salib kita setiap hari. 
Ketika kita sedang menjalani hidup atau belajar, kita harus menjadikan diri kita murid.  Sedangkan kalau kita sedang bersenang-senang atau menikmati, saat itu kita sebagai anak Tuhan.  Jangan salah menempatkan diri kita.  Kita berdoa Bapa Kami setiap hari bisa juga untuk orang lain, karena disitu kita mengucapkan ‘kami’ bukan ‘saya’.  Misalnya “dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami;” (Matius 6:12).  Hari itu bisa saja kita tidak ada masalah dengan pengampunan, tetapi kita berdoa seperti itu bagi orang lain dalam jemaat yang barangkali sedang bermasalah dengan pengampunan.  
Jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.  Bagaimana caranya?  Kita harus menjadi seperti prajurit, olahragawan, dan petani, seperti dijelaskan dalam 2 Timotius 2:1-6.  Di atas kita sudah belajar tentang Roh, sekarang kita berbicara tentang perjuangan kita.  Hidup oleh kasih karunia adalah hidup oleh Roh.  Dan untuk itu kita perlu berjuang atau menderita seperti prajurit, olahragawan, dan petani.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB