CATATAN KHOTBAH RABU, 8 Agustus 2012

Senin, 13 Agustus 2012 0 komentar

CATATAN KHOTBAH RABU, 8 Agustus 2012

Kuat oleh kasih karunia -> terus memberitakan Injil 

Darwin Egan Lontoh

“Sebab itu, hai anakku, jadilah kuat oleh kasih karunia dalam Kristus Yesus.” (2 Timotius 2:1).  Bagaimana supaya kita bisa kuat dengan kasih karunia?  Milikilah keintiman dengan Tuhan, karena kalau kita intim dengan Tuhan maka kita akan melakukan kehendak Tuhan.  Rasul Paulus mengatakan ‘sebab itu’ berarti ada penjelasan sebelumnya di pasal sebelumnya.  Paulus menyuruh Timotius agar jangan malu bersaksi tentang Tuhan karena Tuhan telah menyelamatkan dan jangan malu karena Paulus karena Paulus dipenjara karena memberitakan Yesus Kristus  (2 Timotius 1:8-12).  Paulus juga mengajak Timotius untuk ikut menderita bagi Injil, ”…oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa. Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru. Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini…”  Paulus mengatakan ‘menderita’, bukan ‘bersukacita’, seperti juga ia katakan dalam Filipi 3:10-12.
Banyak orang sekarang sudah cuek dengan kesalahannya maka dari itu perlu diberitahu bahwa mereka harus bertobat, agar mereka sadar bahwa mereka menuju kebinasaan.  Karena itu Injil harus diberitakan.  Untuk Injil inilah kita ditetapkan sebagai pemberita!  Supaya bisa terus menginjil, kita perlu kuat oleh kasih karunia.  Bagaimana caranya kuat oleh kasih karunia?  Pertama adalah menjadikan orang lain dan yang kedua adalah memiliki ketiga hal ini dalam diri kita yaitu prajurit, olahragawan, dan petani (2 Timotius 2:1-7).  Kita tidak bisa sendirian menanggung semua orang dalam jemaat, karena itu kita butuh yang lain, jadikan mereka orang yang kuat dalam kasih karunia dan yang cakap mengajar orang lain. 
Hidup oleh Yesus sama dengan hidup oleh kasih karunia.  Kalau kita hidup oleh kasih karunia, pemberitaan Injil harus terus kita lakukan.  Yesus menyuruh kita untuk memberitakan Injil (Markus 16:14-20).  Yesus sudah disalib dan bangkit pada hari yang ketiga tapi murid-murid-Nya masih sempat tidak percaya sehingga Yesus mencela ketidakpercayaan dan kedegilan hati mereka.  Namun sedikit aneh bahwa setelah Yesus mencela ketidakpercayaan mereka, Yesus malah menyuruh mereka pergi memberitakan Injil (Mrk 16:15).  Pasti setelah Yesus mencela ketidakpercayaan mereka, Yesus mengajarkan mereka untuk percaya atau mengatakan hal yang lain terlebih dahulu agar mereka jangan lagi tidak percaya.  Lalu baru Yesus mengutus mereka untuk memberitakan Injil. 
"Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”  Inilah kehendak Tuhan; kasih Tuhan untuk semua orang.  Murid-murid tadi pun pergi memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.  Sampai ditulis ‘Tuhan turut bekerja’, berarti benar-benar mereka merasakan kehadiran Yesus, yaitu melalui Roh Kudus yang diberikan kepada mereka.   Tidak ada yang dapat dapat memisahkan dari kasih kasih Kristus (Rm 8:38).  Kita bisa melakukan yang Tuhan perintahkan, termasuk meletakkan tangan atas orang sakit dan orang itu akan sembuh, karena Tuhan turut bekerja.  Kalau tidak sembuh, bisa jadi karena Tuhan tidak beserta kita.  Karena kalau Tuhan ada, Tuhan pasti akan memberi keberanian dan mendorong kita.
Kita bisa bagus pada saat pujian penyembahan atau kebaktian, tapi bagaimana action atau tindakannya?  Mari kita kembali turun menginjil.  Pertama-tama kita sebaiknya berkumpul terlebih dahulu, berdoa, pastikan sampai kita rasa bahwa Tuhan menyertai baru kita pergi menginjil.  Dalam penginjilan, kita bisa bersaksi dan beritakan kebenaran, tapi jangan lupa beritahu bahwa Yesus adalah jalan sehingga ada solusi.  Penginjilan adalah tentang orang mengaku dosanya dan ia berubah.  Ayo pergi menginjil!  Mendengar informasi itu mudah tapi melaksanakannya susah.  Namun kita akan mulai lagi menginjil secara jemaat dan itu akan membuat lebih mudah karena kita melakukannya bersama-sama. 
“…pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:18-20).  Apa yang membuat kita tidak melakukan hal ini lagi?  Dunia ini, kalau begitu kuat menarik Saudara.  Atau bisa juga karena kita lupa-bukankah kecenderungan manusia lupa?  Kita perlu berdoa.  Doa Bapa kami (Mat 6:9-15) bukanlah hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga bisa untuk jemaat.  Misalnya “Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.”  Mungkin hari itu kita bisa makan cukup, tapi bagaimana dengan Saudara-saudari kita?  Karena itu kita berdoa agar dalam jemaat tidak ada yang kekurangan. 
Dalam Lukas 26:46-47, Yesus juga mengatakan, “…dalam nama-Nya berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai dari Yerusalem.”  Berita tentang pertobatan dan pengampunan dosa, berarti orang harus sadar bahwa selama ini ia mengontrol diri sendiri, ia harus bertobat, dan juga hidup oleh Roh agar tidak menuruti keinginan daging dan dipimpin oleh Roh agar tidak hidup di bawah hukum Taurat (Gal 5:16,18).
Kita belakangan ini banyak menerima pengajaran.  Namun akan percuma kalau tidak dihidupi.  Pengajaran akan hidup kalau kita melakukan.  Semua manusia ingin dirinya mendapatkan hal yang enak-enak.  Orang tidak mau kalau mendapatkan yang tidak enak.  Ajakan ‘ikutlah menderita untuk Injil’ adalah sesuatu yang tidak enak.  Secara daging mana ada dari kita yang langsung gembira mendengarnya.  Namun mendengar ajakan ini, pasti roh Saudara bangkit.  Kalau tidak ada yang bangkit dalam diri Saudara, berarti Saudara hanya menangkap khotbah ini dengan logika.
Yang namanya berhasil adalah kita berubah dan lingkungan kita pun berubah.  Kita secara pribadi berubah, dan secara jemaat kita berubah: kita turun menginjil lagi sekarang.  Kita tidak boleh membeda-bedakan orang.  Kita dapat mengasihi yang baik maupun yang jahat terhadap kita, itulah agape (kasih Tuhan).  Menginjil membuat kita mempunyai belas kasihan bagi orang lain, bahkan orang yang tidak layak sekalipun.  Sama seperti kita dahulu juga tidak layak tetapi syukur ada yang memberitakan Injil kepada kita.  Setelah lama tidak menginjil, pasti ada sedikit rasa takut.  Itu adalah hal yang wajar.  Karena itu, sama seperti jemaat mula-mula berdoa minta keberanian kepada Tuhan (Kis 4:23-31), kita pun akan berdoa dan minta kepada Tuhan.  Kuat oleh kasih karunia, berarti kita terus memberitakan Injil.

0 komentar:

Posting Komentar

 

©Copyright 2011 Penginjilan | TNB